Saturday 14 February 2015

Kawah ijen isinya orang-orang kuat



                Setelah 2 hari kami keliling banyuwangi bagian selatan, dari TN Merubetiri sampai di TN Alas Purwo dan kami kembali ke penginapan di depan stasiun karang asem, rencana saya sih kita sampai di penginapan sore sekitar jam 4an gitu, kalau sampai jam segitu kan kita bisa mandi dan istirahat sebentar kemudian bangun jam 11 malam dan langsung berangkat ke kawah ijen, tapi ya entah betah di jalan apa sukanya kami nyasar gitu gatau tiba-tiba kita sampai di penginapan pukul 19.30 wib.

            Nah, melihat sekarang sudah malam kami berunding sebentar kira-kira mau ke kawah ijen sekarang apa besok pagi nih? Loh kok malam-malam ke kawah ijen mau ngapain? Gini sob, kan 2013 silam saya sudah pernah ke kawah ijen, tapi siang, bagus sih kalau siang, tapi kalau kita berangkat malam nanti kita dapat bonus dapat ngelihat blue fire nya kawah ijen, blue fire apaan sih? Blue fire yaitu api biru yang keluar di mulut kawah di kawah ijen dan selain ngeluarin api biru kawahnya juga ngeluarin anak ayam eh asap belerang dan bau nya jangan nanya sob kaya apa, tapi kata temen saya bau mulut saya hampir sama sih, tapi gausah percaya sob, itu hoax.

Setelah lama buanget kami diem2an di kamar ber-4 akhirnya kita berangkat malam hari ini juga, demi ngelihat si blue fire itu sob, langsung kita packing yang perlu kita bawa termasuk jajanan pasar yang di beli kemarin masih sisa kita bawa juga dan kita berangkat pukul 23.30 wib dari stasiun karang asem, di jalan kita mampir di warung untuk beli bensin eceran dulu, terus baru kita cus.

Eh setelah 15 menitan kami jalan tiba-tiba teman saya telpon suruh balik, ban nya bocor katanya, saya pun putar arah tapi malah putar2 di jalan, setelah itu baru kami kembali, ternyata lumayan jauh juga ketinggal nya, nah di tengah-tengah sawah kan ga ada tukang tambal ban, apalagi buat nambalin luka masa lalu kamu.

Karena tempat kami belum begitu jauh dengan penginapan kami, kami pun telfon sama yang nyewain motor kami, akhirnya kita suruh nunggu di tempat, ga lama kemudian bapak-bapak nyamperin kita dan motor yang ban nya bocor itu di tukar dengan motor yang waras, ternyata itu termasuk fasilitas sewa motornya sob, hehe.

Setelah berterimakasih sama bapak nya kami langsung kembali memacu motor bersamaan dengan dinginnya jalanan menuju kawah ijen, jalan ke kawah ijen jelas kok sob, jadi jangan khawatir, InsyaAllah ga bakal nyasar, apalagi terjerembab ke masa lalu kalian yang buruk.

Kami menikmati dinginnya malam di jalan, eh tiba-tiba saya teringat kalau tripod yang di bawa dan kami bawa tripod itu cuman mau di bawa ke kawah ijen doang malah ketinggal di penginapan, hadeouhh, kemudian saya memelankan kecepatan sembari berunding di jalan, kita balik ngambil tripod, kita kembali ke kawah ijen besok pagi apa gausah mikirin tripod langsung cus ke kawah ijen aja, disini yang paling gelo sih saya, masalahnya teman saya udah nyari2 pinjaman tripod temannya di jogja buat di bawa ke kawah ijen doang eh malah ga ke bawa, akhirnya kita voting sembari kita berjalan dengan kecepatan 40 km/jam, dan akhirnya kita tetap ke kawah ijen tanpa membawa tripod.

Kita sampai di tempat parkir kawah ijen pukul 00.15 wib, kemudian kami menuju ke toilet karena teman saya ada yang mau buang hajat dulu, sembari nyamperin bapak-bapak yang lagi bakar-bakar, trus ada mas-mas juga yang nyamperin, dan katanya minta untuk berbagi kehangatan, kemudian kami mengobrol dan katanya mas nya itu pendakian di buka pukul 01.00 wib, setelah lama kami berbagi kehangatan kemudian ngelihat rombongan orang yang lagi jalan menuju ke gerbang pemeriksaan tiket, kami pun segera bersiap dan ngikutin dari belakang, setelah berjalan sekitar 5 menit ternyata kata orang yang lagi ngumpul itu kalian harus beli tiket dulu di dekat tempat parkir dan kami segera kembali lagi dengan langkah gontai untuk membeli tiket dengan harga 3000/person dan langsung kembali ke tempat pemeriksaan tiket.

Kami start tracking pukul 01.00 wib, setelah berjalan 15 menitan ini ada temen saya perempuan sudah mulai terserang penyakit mengguk atau bahasa kerennya nafas ngos-ngosan, dengan di semangatin temen saya yang satunya dia menguatkan dirinya untuk tetap berjalan dan berhenti sebentar dan berjalan lagi dan seterusnya, saya jalan paling belakang dan ngelihat teman saya ini langkah nya sudah ter seok-seok, mungkin efek belum tidur seharian apa emang sudah lelah dengan masa lalunya saya juga ga tahu, ga lama kemudian setelah saya mbatin atau bahasa kerennya ber prasangka buruk kalau temen saya ini bakal jatuh eh ternyata bener, dia jatuh di lubang kecil tempat aliran air, tapi untung nya ga ada air itu di dalamnya, hehe, kemudian saya menuju ke tempatnya dan membantu dia, sapa tau dia ngasih uang ke saya karena telah saya bantu, kemudian kita berhenti sebentar dan membuka jajanan pasar yang kami beli kemarin dan melanjutan tracking lagi.
Setelah beberapa menit kemudian teman saya sudah mulai ber adaptasi dengan dinginnya malam dan jalur track nya, karena setelah melewati pos timbangan jalannya sudah mulai landai, oh ya setelah pos timbangan ini asap belerang sudah mulai berbau menyengat sob, jadi siapin masker yang memadai, kalo bisa bawa masker double.

Setelah 45 menit kami berjalan dan kita sampai di atas yang bisa ngelihat kawah nya itu, tapi bukan puncak sih, masalahnya ada yang lebih tinggi lagi dan kami cukup sampai sini saja dan segera menuju ke pintu tempat jalan masuk nya ke mulut kawah.

Eh, ternyata harus makai pemandu kalau ingin turun ke mulut kawah nya, karena kita minim budget dan dijalan teman saya pas sudah ngobrol2 dengan guide local yang sedang nganterin tamu nya ke ijen kami pun ngikut sama bapak nya itu, dan di persilahkan masuk sama penjaga pintu nya.

Baru berjalan beberapa langkah eh teman saya yang perempuan ini minta balik lagi, dia mau nungguin di atas, karena dia phobia sama ketinggian katanya, akhirnya dia kembali dan kita meneruskan perjalanan turun ke mulut kawah.

Jalannya sob, lumayan curam dan terjal, saya berjalan dan ngebayangin gimana rasanya jadi porter belerang, dia membawa beban rata-rata 100 kg buat di angkut ke tempat penimbangan dan turun untuk menyambung hidup nya, bahkan keluarganya, jadi bersyukurlah kita sudah di beri kenikmatan yang luar biasa ini sama Tuhan yang maha memberi.

Kita sampai di mulut kawah memerlukan waktu sekitar 30 menit an, dan perjuangan porter tersebut bukan hanya sebatas mengangkut belerang tersebut, dia harus membongkar belereng di mulut kawah terlebih dahulu, sembari di kepulin asap belerang yang sangat menyengat, kalau angin yang membawa asap belerang pas ke arah kita jangan kan mau bernafas, ngelihat aja susah sob, asli asap nya bikin sesak banget.

Setelah beberapa kali mengambil gambar tanpa tripod sembari tiduran di tanah dan di tegur sama salah satu guide local karena menghalangi jalan para tamunya kami langsung kembali ke atas, asap yang mengepul sepertinya juga mengusir kita dari mulut sang kawah dan juga salah satu teman kami masih menunggu di atas juga.

Sampainya kita di atas dan mencari teman kami, kita langsung menuju ketempat yang bisa melihat sunrise, karena masih gelap dan sepertinya sunrise masih lama dan kita sudah sehari penuh belum tidur teman saya ada yang ngajakin turun, padahal saat gelap kita ga bisa melihat danau kawah ijen, kan rugi kalau kita ga foto dengan background nya danau kawah ijen, akhirnya kita mencari lubangan kecil tempat aliran air untuk menghindari angin yang menerjang kami sembari menunggu sang surya keluar.

Setelah lama menunggu, fix sunrise nya ketutup sama awan mendung, setelah itu kita mengambil gambar seadanya dan kembali turun ke pos pendakian kawah ijen, karena kita masih melanjutkan perjalanan ke kawah wurung yang ga kalah bagusnya dengan kawah ijen.


Di jalan kami bertemu dengan bapak-bapak yang menjual belerang yang sudah di ukir sedemikian rupa, jangan lupa membeli sob, harga 3 buah ukiran belerang masih mahal sama harga kuota internet situ kok sob, daripada gesar-geser layar hp dan kepoin akun gebetan melulu mending buat beli ukiran belerang bapaknya, lumayan buat bentu bapaknya menyambung hidup.

No comments:

Post a Comment