Friday 26 December 2014

PULAU LOMBOK GAK CUMAN PUNYA GILI TRAWANGAN


#Lombok4


            Sebelum sampai di kota mataram, teman saya menghubungi bang arif yang kemarin barengan pas naik ke gunung rinjani, setelah kami turun dari angkutan yang mengantarkan kami dari bangsal ke kota mataram kami langsung bertemu dengan bang arif dan langsung di giring menuju rumahnya.
            Disana kami di suguhin makanan dan minuman gratis sama bang arif, bang arif sudah mempunyai anak dan istri, di rumahnya bang arif membuka usaha cafĂ© tempat minum kopi kecil-kecilan, setelah lama mengobrol dan waktu sudah menunjukan hampir tengah malam nah disini kami akan berpisah lagi dengan beberapa teman kami, karena beberapa teman kami sudah membeli tiket kereta di banyuwangi sana untuk lusa maka mereka pulang sekarang dari mataram, biar nanti ga telat keretanya, teman-teman saya di beri tumpangan sama temennya bang arif menuju ke pelabuhan lembar
            Kemudian saya dan yuniar di beri tumpangan sama temannya bang arif yang satu nya menuju ke rumah singgah di komunitas backpacker Lombok, karena menggunakan motor jadi ga bisa bareng-bareng, dan giliran saya pertama yang di antar ke rumah singgah.
            Setelah sampai di rumah singgah dan saya baru pertama kali di rumah singgah saya pelan-pelan masuk dan disana, waw, banyak orang-orang lagi kumpul, nah di sela-sela mereka kumpul dan bercanda, saya masuk dan langsung menatap saya semua, kemudian saya langsung lari keluar lagi, eh tapi di suruh masuk sama salah satu orang yang ada disana, kemudian saya bersalaman satu persatu dengan penghuni rumah singgah, nah saya kenalin dulu ni, di rumah singgah itu ada bapak sama mamak, beliau adalah yang mempunyai rumah singgah, nah beliau juga baik hati.
            Karena saat saya sampai disana dan bapak belum tidur saya juga bersalaman dengan bapak, kemudian saya meletakan tas saya dan langsung ikut duduk dan berbagi cerita dengan orang-orang disana, tak lama kemudian yuniar datang dan melakukan hal yang sama dengan saya.
            Nah, karena salah satu orang yang mampir di rumah singgah ada yang ber ulang tahun, saya dan yuniar ikut untuk memberika surprise, dank arena ada yang berulang tahun di rumah singgah jadi banyak makanan, eh walaupun ga ada yang berulang tahun di rumah singgah tetep banyak makanan, karena komunitas backpacker yang di Lombok sering ngirimin makanan dari rumahnya, sumpah gaes, orang nya baiiiiikk semua di rumah singgah, jadi kalo kalian lagi main ke pulau Lombok jangan sungkan-sungkan mampir ke rumah singgah ya gaess. Setelah kami semua ngobrol hingga hampir larut pagi, kami langsung tidur, karena besok pagi masih banyak aktivitas yang di jalankan.
            Saya bangun pukul 08.00 wita dan langsung mengantri kamar mandi, karena perut sudah mules, kemudian langsung mandi, setelah itu kumpul lagi sama teman-teman baru disana, nah hari itu beberapa orang ada yang menuju ke air terjun di daerah Lombok timur dan utara dan ada yang pulang juga, karena saya ingin melihat pantai di Lombok selatan dan ga ada yang ikut maka hanya saya dan yuniar yang ke Lombok selatan.
            Setelah kami di pinjamkan motor sama teman nya mamak, dengan tariff 60ribu/hari dan motornya di antarkan ke rumah singgah, kami langsung mempersiapkan diri dan nanya-nanya sama bapak dan mamak tentang jalan dan daerah di Lombok selatan, karena hari semakin siang, dengan sedikit informasi dan saya lebih percaya sama gps di smarphone saya maka kami langsung berangkat, nah buat kalian yang pergi tanpa barengan sama orang yang sudah tahu Lombok saran saya tandai dulu posisi rumah singgah sebelum kalian pergi, jangan sampai bisa berangkat, tapi ga bisa pulang.
            Karena saya dan yuniar berniat hanya mengunjungi pantai dan mengambil gambar maka kami hanya membawa kamera dan dompet. Kami berjalan dengan santai sembari mencari warung untuk sarapan, setelah kami dapat tempat makan yang murah dan enak kami melanjutkan perjalanan ke arah selatan, dan tujuan pantai pertama kami adalah pantai selong belanak.
            Kami melewati sawah yang luas kemudian embung yang besar, tapi air nya sedikit, karena waktu itu musim kemarau dan tanah sangat kering, ga sadar kami sudah berjalan hampir 2 jam dan belum nemu tanda-tanda pantai, setelah kami bertemu dengan jalan aspal yang bagus dan saya piker jalan yang bagus itu tanda-tanda dekat dengan tempat wisata, dan tak lama kami berjalan di atas aspal yang bagus tiba-tiba jalan keputus dan aspal hilang, dan jalan berubah menjadi tumpukan batu dan tanah, setelah diskusi sebentar kami memutuskan untuk balik arah dan mencari jalan yang lain.
            Akhirnya kami menemukan jalan yang sebenarnya, sekitar 1 jam lebih kami berjalan sampailah kami di pantai selong belanak, disana banyak turis-turis dari luar yang bermain selancar, beberapa saat setelah kami duduk di pinggiran pantai dan melihat keindahan pantai, sampailah kami di pantai selong belanak.
            Saat sampai disana, kami langsung nyari tempat yang eyup (adem/teduh), kalo turis-turis pada nyari tempat berjemur, nah giliran orang Indonesia malah langsung nyari yang adem, apalagi yuniar, dia sensitive banget sama panas matahari, takut kulitnya jadi ungu.
            Nah, pas lagi ngelihat pemandangan dari tempat kami duduk, tiba-tiba yuniar ngajak nyebur, kan eman-eman udah jauh-jauh ke Lombok malah gak nyebur ke lautnya, malah cuman lihat-lihat tok, akhirnya kami langsung nyebur dengan celana satu-satu nya yang di bawa, sembari ndeketin bule female yang lagi di ajarin surfing sama pacarnya.
            Setelah 1 jam kami nyebur, kami langsung naik ke permukaan dan nyari tempat teduh lagi, dan ternyata disamping tempat kami duduk terdapat 2 bule cewek yang lagi klekaran di pasir dan Alhamdulillah pacarnya lagi pada main di laut, dengan modal berdoa dan semangat dari saya, yuniar ngajakin bule itu foto bareng, walaupun campur bahasa wild.
            Kemudian lanjut di pantai berikutnya, pantai mawun dll sampai ke pantai tanjung aan, sory lupa nama-nama pantainya, yang ingat namanya cuman pantai itu saja, pokonya bisa cuci mata sepuasnya kalo kalian disana, bukan karena keindahan alam nya saja, tapi penduduk lokal disana juga banyak yang baik hati, dan pas terakhir sampai di pantai tanjung aan pemandangan nya top banget, ngelihat matahari hampir jatuh ke bumi, tapi belum sampai jatuh kami udah pergi sih, takut kalo malem malah lebih parah lagi nanti kami nyasarnya.
            Pokoknya hari itu kami puas ngelihat pemandangan yang super incredible kalo kata orang instagram, check my IG, dan ada tambahan kata-kata itu juga, nah pulangnya kami mampir di parkiran rumah adat suku sasak, karena badan sudah klenyit dan bau bangkai, dan juga kena penyakit “little bondy” yaitu silet gatel kelebon wedi, bahasa indonesianya nanya aja ya sama orang yang ngerti bahasa jawa, nah penyebabnya ya gara-gara main di pasir pantai dan parahnya kami belum bilasan sama sekali, dan baru mandi setelah kami sampai di rumah singgah, nah saran saya, walaupun kalian gak niat buat nyebur atau apapun mending bawa barang berlebih deh kalo berpergian, biar ga nyesel tar, penyesalan kan datang terakhir, kalo datang awal namanya pendaftaran, oposeh…

ada yang ulang tahun ni di rumah singgah

selangkah lebih maju

aku dan teman-teman aku

gingseng dan kluwek

lupa nama pantai nya ni

tanjung aan dong

selfbrush

jurus ikan asin lg di jemur

para pejalan yang mampir di rumah singgah ni

bareng sama orang jogja juga

KALO SAMPAI DI LOMBOK BISA JADI BERUBAH PIKIRAN


#Lombok3


          Pukul 09.30 wita saya bangun, bukan kami ya, tapi saya duluan yang bangun, trus tidur lagi, pukul 09.51 wita pintu kamar kami di ketuk sama orang, kemudian bangun dengan panik dan membuka pintu kamar, yang mengetuk pintu kami adalah perempuan, dia salah satu pegawai dari penginapan yang kami inapi, mbak nya bilang kalo ceck out nya pukul 11.00 wita, kemudian kami segera ngusapin muka dengan air yang sedikit asin rasanya, sama keluar nya dikit-dikit, setelah itu kami ber empat langsung menuju ke tempat penginapan temen saya, sebelumnya kami makan dulu di warung makan yang dekat dengan tempat penginapan, pas sampai di penginapan temen saya, kami langsung sekalian bayar paket trip keliling gili nya, harga normal nya 100ribu/trip, tapi kita milih 120ribu/trip, kalo yang lebih mahal itu nanti dapat makan siang kemudian kami nitipin ransel kita ke resepsionis penginapannya, next kami langsung mengantri bareng bule-bule yang bikini an untuk milih goggle, fin dan pelampung, kemudian kami di beri instruksi pakai bahasa inggris, dan langsung di suruh milih kapal.

yang megang kamera siapa hayo? intermezo dikit

kaya cumi bakar, ya gak sih?

nah ini, sip2 teruskan

gayanya....


            kami memilih kapal yang isinya bule semua, karena kapal satunya ada turis local, lanjut pas kapal sudah jalan, dan kami memilih duduk di paling depan tanpa atap, sembari dengerin instruksi dari crew perahunya yang ga begitu ngerti karena menggunakan bahasa inggris kami mengambil gambar dan foto diri sendiri, setelah sampai di spot snorkeling yang pertama kami langsung nyiapin gopro, goggle dan fin, tanpa pelampung dan langsung nyebur ke laut, baru 5 detik di laut kami semua langsung nempel di sisi-sisi perahu karena ya emang stamina kami kurang kuat ya mungkin, hehe, setelah nyelupin kepala ke dalam laut dan melihat seluruh keindahan alam di bawah laut termasuk bule yang lagi berenang ya, tapi tetep di dekat perahu, karena buat jaga-jaga kalau tar tiba-tiba lemes, setelah sekitar 20 menitan kami nyelupin kepala ke dalam laut kemudian kami di teriakin sama crew perahunya untuk segera naik, dan ngelanjutin ke spot berikutnya, dan setelah beberapa spot snorkeling kami berhenti di gili meno untuk makan siang, dan lanjut lagi menuju spot selanjutnya, setelah makan siang dan kenyang dan kembali menikmati hari di atas perahu sambil di cipratin air laut sama sisi perahunya karena melaju cepat dan ombaknya yang lumayan besar bikin males buat nyebur ke spot snorkeling yang terakhir ini, padahal kata crew nya kalo beruntung di spot ini bisa ngelihat penyu yang sudah beranjak dewasa berenang di sekitaran spot ini, jadi fix kami semua tetep nyebur lagi, dan tetep ga ngelihat penyu nya, dan kami kembali ke gili trawangan untuk mengambil ransel kami dan kembali ke pulau Lombok, tapi sebelum nya kami ikut mandi di tempat penginapan nya dulu, kemudian kami menuju ke dermaga untuk membeli tiket penyeberangan, dan ternyata loket nya sudah tutup, setelah kami duduk-duduk sembari meratapi isi dompet yang semakin menipis karena kalau ga ada kapal nyebrang berarti kami harus nginep semalem lagi di gili trawangan akhirnya ada bapak-bapak yang neriakin kalo masih ada 1 kapal lagi yang nyebrangin ke dermaga bangsal di pulau Lombok, bayar nya ga lewat loket, tapi langsung sama salah satu crew kapal nya, kemudian kami segera masuk ke perahu dan menuju ke pulau Lombok, nah ini nih yang paling syahdu, sore-sore menjelang malam duduk di ujung perahu, dengerin lagu nya senandung sore sembari melihat matahari tenggelam, tapi pas ini mendung sih, sama kaya hati penulis nya, mendung horror, tapi tetep di jamin syahdu kok.








            Dan kami sampai di dermaga bangsal kemudian langsung naik cidomo yang kosong di sekitar dermaga buat nganterin menuju jalan raya tempat berhentinya angkutan umum yang nganterin menuju kota mataram, setelah turun dari cidomo kami langsung menuju warung makan untuk makan malam, nah habis makan ni kami langsung rapat dikit sesuai tujuan kita masing-masing, nah disini ada 3 kelompok, yang pertama kelompok saya, yang kedua kelompok temen saya, yang satu nya kelompok temennya temen saya yang dari bandung, nah tujuan nya di bagi menjadi 2, yang pertama menuju mataram dulu, dan yang kedua menuju ke pelabuhan lembar langsung, jadi langsung kami membagi 2 kelompok buat nyari angkutannya, setelah nemu dan tawar menawar akhirnya kami bersalaman dan berpisah, sebenarnya rencana trip saya kali ini langsung pulang ke jogja, tapi karena factor racun dari teman saya yuniar, dia masih mau di Lombok dulu dan njelajahin pulau Lombok akhirnya saya nyempatin sehari dulu di pulau Lombok dengan sisa-sisa uang yang di bawa pas untuk itinerary yang saya buat dulu, dan fix saya mau lihat-lihat pulau Lombok dulu.




Lanjut #lombok4

video dokumenter ni, bukak ya :D

Monday 10 November 2014

GILI TRAWANGAN BIASA AJA


#Lombok2


     Setelah semua berkumpul, saya minjam computer untuk mindahin memori kamera ke flasdisk, kemudian saya mandi dan langsung pamitan sama mamak nya temen saya, kemudian saya berempat di anterin ke tempat pemberhentian angkutan yang mau ke arah bangsal, bangsal adalah dermaga buat nyebrang kalau mau ke pulau gili trawangan, gili air dan gili meno, kemudian saya membeli bekal untuk sehari di gili trawangan, karena di pulau gili segalanya serba mahal, kemudian pamitan dengan teman saya dan bapaknya. Ohya sekarang kami menjadi ber-empat, saya, yoga (mama), yuda dan endra.
           
Pas sampai di bangsal kita langsung nyari makan dulu, sekalian bungkus makan buat makan malam di gili, pas temen saya pesen dia bilang

Yoga: ”mbak, saya pakek itu sama itu (nunjuk ke arah sayur sama nasi)”

Penjual makan: “udah?”

Yoga: “iya”

Penjual makan: “hhhaaahh???”

     Lucu ga ceritanya?, hehehe. Padahal niatnya biar ngirit tu temen saya, tapi ya ga gitu juga kali ya, masa cuma pesen nasi sama sayur gori tok, ga pakai lauk, lanjut, jadi setelah makan kita langsung menuju ke perempatan bangsal buat nyari cidomo (sejenis andong, Cuma kalo disini namanya cidomo) untuk nganterin ke pelabuhannya, dengan membayar 5000 rupiah kita dianterin sampai ke depan loket pembelian tiket penyeberangan dari bangsal menuju gili trawangan, kemudian setelah membeli tiket dengan harga 12.500 kami menuju ke perahu yang ditunjuk oleh petugas dermaga melalui mikrofon diatas bangunannya, kita langsung lari menuju kapalnya biar dapet tempat paling depan, biar dapet pemandangan matahari tenggelam eh malah kita salah kapal, kemudian lari kembali menuju kapal yang sebenarnya dan ah, udah dipakai sama rombongan orang lain yang duduk di kapal paling depan, akhirnya kami duduk di dalam kapal, disana kita bareng sama pelancong-pelancong dari seluruh penjuru negri, ada juga para pendaki yang setelah lelah mendaki gunung rinjani kemudian menuju ke gili trawangan, ada bule juga tapi kayaknya bule nya gay deh, soalnya berdua doang, trus cowok semua dan duduknya yang satu bersandar sama temen bule yang di samping nya, sambil goyang-goyangin pantatnya eh. Terus ada warga local juga, yang bawa barang makanan, minuman keras juga untuk di jual di gili trawangan.


kami naikin cidomo :D

berpose di depan lautan masa lalu

            
     Setelah sampai di pulau gili trawangan kita langsung diserbu banyak warga, ga banyak sih, cuma 2 orang, dia nawarin penginapannya, harganya sih relative MAHAL, kita langsung menolaknya, kemudian jalan kembali, eh pas jalan saya ketemu sama si hitam YUNIAR, dia teman saya pas SMA dulu, tapi sering melancong bareng dia, dulu pas jalan-jalan ke barat nih ceritanya emyuniyar, doi habis naik ke gunung rinjani, kemudian menuju ke gili trawangan, setelah itu kita gabung sama rombongan nya yuniar, dan di rombongannya yuniar juga ada teman saya SMA lagi, emang Indonesia itu kecil ya, mau kesana ketemu dia, mau kesini ketemu itu, mau ke situ ketemu kamu eh, kemudian kami mengobrol banyak dan sampai lupa kalau kita belum dapet penginapan, akhirnya kita membagi rombongan, ada yang ke utara ada yang ke selatan, ransel kami titipin ke temannya yuniar, setelah 10 menit berjalan saya di tawarin sama mas-mas sana, dan setelah menawar sebentar dan langit sudah mulai gelap kita fix di penginapan mas nya ini, ga tau namanya apa, tempat nya lumayan masuk, harganya 250/malam untuk 4 orang, fasilitasnya ada AC nya, satu komplek Cuma 2 kamar, yang satunya sudah di huni sama bule, kalo ini cowok sama cewek, sengaja kita ga ngobrol, Cuma negur doang, karena kita sadar diri daripada nyusahin bulenya sambil ngobrol pakai bahasa hewan, hehe, kami berbeda penginapan sama yuniar, dia sudah dapet penginapannya sebelum kami datang, akhirnya nanti malam kita janjian buat ketemu sama jalan-jalan di gili trawangan, sambil ngecengin bule-bule cewek.
            
     Setelah kita masuk di penginapan, kami langsung makan lagi, dan bergantian mandi, setelah selesai semua dan dandan layaknya anak muda kota kita langsung menuju ke penginapannya yuniar, setelah nemu penginapannya kita langsung masuk dan ternyata semua pasukannya seperti ikan asin dijemur, bletongan doang (ga pakai baju), sambil tidur di segala tempat, ada yang di dalem lemari, diatas genteng, di meja resepsionis nya dan dimana-mana. setelah lama menunggu akhirnya kami keluar untuk ngikut makan malam disana, untung kita sudah makan, karena disini makanannya mahal semua, sampai di warung yang paling kecil aja tetep mahal, kita Cuma pesen teh anget, dan harganya 4000/gelas, beli teh anget aja gelas nya pakai gelas beer, biar ngirit sampai dibilang “mas nya diet ya?” sama penjual makanannya, setelah makan kita langsung jalan lagi dan memutuskan menuju ke salah satu cafĂ© di gili yang ngadain party, karena pas sore kita datang, kita ngelihat spanduk yang bilang kalo tar malam ada party di salah satu cafĂ© di sini, kemudia kami menuju ke cafĂ© nya dan berhenti di depan cafĂ© nya, setelah 15 menitan akhirnya kita sadar ngapain ya kita di luar sambil nglihatin orang-orang, setelah itu kita semua ga ada yang tahu gimana cara pesennya, setelah memberanikan diri kita masuk dan menuju ke meja besar yang ada bartender nya, kemudian kami memesan tape panas eh Fanta anget maksut nya sebotol beer yang setara sama bule-bule disana, harga beer disana naik 50% dari harga beer yang di jual di kota-kota biasa, kemudian kami dengan gerakan seperti maling, kami mengendap-endap sambil goyangin pinggul dan masuk ke tempat bule-bule yang lagi pada party, pokoknya goyangan kami ndeso banget, masak Cuma goyangin pinggul doang, sambil tangan satu nya masuk ke saku, huftt, setelah lama disana ngelihat jam sudah nunjukin ke arah pukul 01.00 wita, padahal besok jam 10.00 wita kita mau ikut paket keliling gili, kita langsung balik menuju ke penginapan masing-masing.


lagi PDKT sama bule ni


Wednesday 29 October 2014

OTEWE KE LOMBOK GAES



#1
       Setelah turun dari gunung Argopuro dari tanggal 12-16 agustus 2014 fix saya akan melakukan jomblo traveller ke pulau Lombok, sebenernya ga sendirian sih, karena temen saya saat itu habis turun dari gunung rinjani, nah saya mempunyai 3 pilihan daerah yang ingin saya kunjungi yaitu antara pantai pasir putih di situbondo, bali atau Lombok dengan sisa dana yang saya kantongi hanya sedikit, sebenernya mau ke pantai pasir putih dulu bareng sama team saya saat naik gunung argopuro, kan enak bikin tenda di pantai sambil api unggunan irit juga gausah nginep di penginapan, eh dianya ga mau, gara-gara mau ikut dangdutan di rumahnya, yaudah, akhirnya setelah saya menghubungi teman saya yang dari rinjani, habis dari Lombok mereka mau mampir ke bali, fix saya akan ke bali, dan mulai berangkat besok pagi, nginep dulu semalam di beskem pendakian argopuro via bremi, nah sembari mandi, nyuci baju dan nungguin bis yang datang buat nganterin temen-temen saya turun ke probolinggo, eh jadi bimbang ni, antaran ke Lombok sekalian apa tetep ke bali tok, pas bis nya datang, planning berubah semua dan fix saya akan ke pulau Lombok.

            Di dalam bis ndredeg juga ni, karena baru pertama kali saya melakukan perjalanan sendirian ke pulau orang, nah pas saat nya saya turun kita berpamitan semua, karena saya turun duluan di pinggir jalan raya situbondo, dan yang lain lanjut ke terminal probolinggo, saya turun bareng sama mas lutfi yang pas naik ke argopuro kita barengan terus, doi mau balik ke beskem pendakian argopuro via baderan, karena motornya ada disana, akhirnya saya berpisah dengan mas lutfi dan jalan kaki ke arah situbondo, dan saya mengeluarkan kertas dan spidol kemudian saya tuliskan di kertas tersebut “BANYUWANGI” dengan tulisan yang amburadul, kemudian saya berdiri tepat di pinggir jalan memperlihatkan kertas tersebut ke arah kendaraan yang lewat sembari mengacungkan jempol dan soundtracknya lahu hidayah, eh baru 2 menit mas lutfi langsung nyamperin.
Mas lutfi: “mas, sampean gak ono ongkos ta?”
Saya: “ono mas, santĂ© ae”
Mas lutfi: “nek gak ono tak ongkosi ki, tenan tah mas?”
            Setelah melakukan percakapan yang lama akhirnya mas lutfi naik bus duluan dan pamitan. Nah gaya saya sudah seperti backpacker pengalaman, eh sudah 45 menit ga ada yang berhenti buat ngangkut saya, buahahaha opotoh, jane isin aku le crito,  nah dari pengalaman tersebut saya simpulkan bahwa kalau mau nebeng dan posisi kita di jalan raya besar mending nyari lampu merah kalau ga tempat yang macet, biar supir nya mudah ngasih tumpangan, walaupun kita berdiri di pinggir jalan yang ada tempat parkir besar tetep aja ga ada yang mau berhenti. Nah dan ujung-ujung nya saya naik bis juga, hehehe, kan mumpung sendirian jadi bebas dong melakukan apapun, walaupun gagal pasti tetep dapat pengalaman.

            Nah, ongkos bis dari paiton sampai ke banyuwangi saya kena 30ribu, dan saya ga tau itu mahal apa ga ya, karena saya juga belum sempat nyari info tentang angkutan dengan jurusan tersebut, saya hanya berbekal pengalaman tahun kemarin pas ke Lombok via kereta sampai banyuwangi. Lanjut, setelah lama tidur di dalam bis akhirnya sampai di terminal ketapang, dan saya kira bis nya nganterin sampai pelabuhannya, ternyata hanya sampai di terminal nya saja, kemudian saya lihat di google map ternyata pelabuhan masih lumayan jauh jika jalan kaki, saya mengikuti rombongan yang baru turun dari bis yang saya tumpangi menuju ke angkot kecil yang nganterin ke pelabuhan, dengan ongkos 7000/orang, karena kapal nya 24 jam ber operasi dan juga bus buana raya yang nganterin dari gilimanuk sampai ke padang bay mulai beroperasi sekitar pukul 01.00 wita saya mencari kuliner dulu dan membeli makanan di minimarket. setelah selesai saya langsung menuju ke loket pembelian tiket penyeberangan ketapang-gilimanuk, dan saat itu lumayan banyak pengunjung yang membawa backpack menuju ke pulau dewata, kemudian saya langsung menuju ke kapal, eh pas mau masuk di jembatannya pintu kapal sudah bergerak keatas, untung di samping saya ada pegawai yang ngatur kendaraan yang mau masuk kapal dan membawa HT, kemudian saya ngomong kalau mau ikut naik kapal tersebut, dan pintu nya turun kembali, tapi saya harus rela lari sembari membawa tas carir yang masih berat dan kaki yang belum sembuh karena habis turun dari gunung argopuro dan soundtrack nya sigur ros yang hopipolla, setelah saya berhasil masuk ke kapalnya saya langsung menuju dek paling atas, eh baru 5 menit diatas langsung nyari tempat duduk di dalam, karena angin yang lumayan banyak di dek atas.

            Saya sampai di pulau dewata sendirian, malam-malam, muka lethek, ireng, bibir pecah-pecah dan gatau mau kemana pas itu, karena lupa jalan keluarnya kemana, eh pas mau nanya sama pak polisi, polisinya sempat curiga dengan saya, kemudian di cek KTP saya dan nanyain apa saja yang di dalam tas saya, karena saya masih ngantuk dan badan masih belum pulih di tanyain begituan saya sedikit tersinggung ya, hehe, kemudian saya suruh mengecek sendiri isi tas saya, akhirnya ada polisi lain yang bantuin saya, dan saya disuruh segera pergi, lanjut saya berjalan menuju ke terminal, pas di pintu keluar banyak calo yang nyamperi saya, dan saya bilang mau ke padang bay, akhirnya saya ngikutin tuh calonya ke terminal, eh malah ngilang orang nya, kemudian pas saya duduk di kursi terminal ada calo yang lain yang nanyain saya lagi, kemudian saya diberi harga 80.000 sampai di padang bay, setelah lama melakukan negoisasi akhirnya saya dibolehkan naik bis dengan harga 40.000, yang naik bis ini kebanyakan para pendaki yang mau naik gunung rinjani dan pelancong dengan etnis cina, maaf sebut merek, bukannya rasis tapi cuman mau jelasin saja, kemudian bis berjalan dan saya mencoba untuk tidur, setelah melewati terminal ubung di Denpasar saya sudah mulai curiga kalau bis ini sudah ga layak jalan, masalahnya pas mulai jalan tiba-tiba ada suara DHEG tepat di bawah kursi saya, seperti ban nya mau copot, dan ternyata ban nya mbledos, kemudian sopir dan kenek nya berkolaborasi buat mbenerin ban nya, setelah bis berjalan kembali saya langsung meringkuk, menutup mata dan gelap.

            “padang bay, padang bay, padang bay” sambil teriak-teriak, kemudian saya bangun dan sampai di padang bay, saya langsung turun, dan langit masih gelap, kemudian saya menuju ke warung makan samping masjid di dekat pelabuhan, karena tahun lalu pas saya ke Lombok juga mampir ke warung ini, bapaknya masih masak
Saya: “sudah buka belum bu?” sambil menadahkan tangan keatas dan ngeluarin liur ke baju, ya gal ah.
Ibu warung: “sudah, tapi belum ada sayurnya”

            Kemudian saya pesen nasi lauknya campur, eh pas di anterin nasinya lauknya ada 2, ayam sama ati ampela, saya langsung mbatin “wah berapa ni harganya, ckckckck”, setelah selesai makan kemudian saya bayar dan ternyata cuma habis 12.000, Alhamdulillah, ga mahal, karena saya biasanya kalau makan cuma nasi, kerupuk sama kecap sih, di kasih begituan ya kaget dong, lanjut setelah selesai makan saya langsung menuju ke loket pembelian tiket penyeberangan padang bay – lembar, setelah itu saya langsung nyari tempat duduk yang pinggur jendela dan berdoa semoga yang duduk di samping saya perempuan cantik dan membahana, kemudian tiba-tiba gelap dan ternyata saya ketiduran, ketiduran di pangkuan mantan, eh pas bangun di samping saya ada 3 ibu-ibu, berarti saya cuman kurang beruntung saja. Ohya saya masih satu kapal bareng pendaki dan pelancong cina, setelah 4 jam perjalanan akhirnya sampai di pelabuhan lembar, kemudian saya turun, berhenti sejenak dan mulai menghirup udara di pulau LOMBOK, menyapa kerikil, air, laut, pagar, sampah, pohon, daun jatuh, calo yang narik-narik tas saya dll. Setelah puas, saya berjalan menuju pintu gerbang pelabuhan lembar, disana banyak angkutan mobil nya carry yang relative murah di banding yang di dalam pelabuhan, tergantung negosiasi, dan saya minta untuk nunggu penumpang yang lain, dan akhirnya dapat barengan dengan pelancong cina itu, saya di beri tarif 30.000 sampai di rambige, dan pelancong cina itu 35.000 cuman sampai di mataram, pas sampai di mataram saya saya di oper sama supirnya suruh naik ojek, tapi sudah di bayarin sama supirnya, tujuan pertama saya saat sampai di pulau Lombok adalah rumah teman saya yang ada di daerah rambige, untung nya saya masih ingat jalan menuju rumahnya,  dengan menavigasikan bapak ojek nya, dan saya sampai di rumah teman saya dengan selamat dan tersenyum, eh pas ngetuk pintu ternyata teman saya belum pulang, masih nganterin temen saya yang habis naik rinjani itu buat beli oleh-oleh.

jangan menghina fisik ya, emang saya kayak gini bentuknya

apalagi ini, jangan di hina, kasian

alhamdulillah ketemu orang


lanjut ke #lombok2

pamer dikit ah di youtube


Sunday 28 September 2014

DANAU TAMAN HIDUP BIKIN HIDUP LEBIH HIDUP


#ARGOPURO3



    16 agustus 2014 kita bangun pukul 06.00 wib tapi pas kita keluar, belum ada orang berkeliaran sama sekali, entah karena males bangun atau emang bangun males atau apalah terserah Setelah satu tenda bangun semua kita pun langsung mengambil makanan kecil dan minum serta kamera yang paling penting dan langsung cus menuju puncak rengganis, katanya puncak rengganis itu paling indah di banding puncak argopuro maupun puncak arca nya, setelah saya berjalan paling depan, paling cepet dan paling sok tau alhasil saya salah jalan dan akhirnya kembali ke pertigaan alun-alun lagi, tapi untung nya saya belum begitu jauh berjalan, so kami berpencar buat nyari petunjuk buat ke puncak rengganis, karena kalo mau nanya sama orang belum pada bangun tu orang-orang nya. Setelah bertemu dengan petunjuk dan jalan sebenarnya kami mulai berjalan kembali, baru 5 menit berjalan sudah pada ngos-ngosan soalnya ya belum pemanasan juga sih hhe, setelah berjalan sekitar 15 menit akhirnya kami sampai di puncak rengganis dan langsung melakukan pemotretan, tapi sebelum pemotretan pas saya sampai di spot yang bagus buat ngeliat pemandangan saya langsung terpaku, ndomblong, ngowoh dan ga ngedipin mata selama 10 bungkus, eh 10 detik, SubhanAllah indaaaahhhh banget pemandangannya, setelah 2 hari 3 malem berjalan lebih jauh menyelam lebih dalam akhirnya kami nemu puncak rengganis, dan ga sadar kalo mata saya sudah ngeluarin air, gara-gara kelamaan melek, dan cuacanya pun sangat cerah, mataharinya juga sangat panas, sepanas saat dia mutusin aku ,lohh. Ga lama kemudian ada pendaki yang nyusul sampai di puncak rengganis juga, dan pendaki itu adalah pendaki yang berasal pokoknya dari pulau jawa bagian barat (ga usah di sebutin daerahnya ya) dan saya ceritakan dari awal asal mula pendaki ini, pas kami di pos mata air 1, malem-malem jam 7an pendaki tersebut sampai di pos mata air 1, kemudian saya menyapa dan mereka membalasnya, ohya mereka ber tiga, saat mereka mendirikan tenda saya nanya sama mas-mas nya itu

Saya : “mas nya dari bawah jam berapa mas?”

Mereka : “jam 4 mas”

Saya : “oh, cepet banget mas berarti? (gila ni cepet banget naiknya, padahal kami perjalanan dari beskem ke pos mata air 1 aja sekitar 7 jam kurang)

Mereka : “(ni ada mas satu nya yang nyolot) GAK KOK MAS, BIASA AJA”
Eh tiba-tiba temen satu nya yang ngobrol sama saya bilang : “gak mas, kami naik motor kok, sampai di batas hutan kalo gak salah”

Nah mulai dari itu kami berempat di tenda pas sebelum tidur langsung ngrasanin tu orang hhe, pas pagi nya mulai naik kami pamitan duluan dan mas yang mukanya kayak wakamso (warga kampung sono) bilang : “kalian duluan aja, nanti pasti juga keselip” :/ dan ternyata juga keselip sih.

pemandangan cikasur-cisentor


pemandangan cisentor-cikasur


ceritanya diam-diam makan coklat


cisentor


A-team not D-minus


nungguin sikembar sambil ndredeg, kok ga keliatan-keliatan ya


SubhanAllah puncak rengganis


ngeup oleh panas nya matahari, karena panasnya sepanas dulu saat dia ninggalin aku


aQo maU b3r4k


HBD mahameru MCT


andai dia disini bersamanya


puncak dewi rengganis


Puncak Argopuro


Argopuro puncak


Puncak Arca


..................................




    Kembali lagi cerita di puncak, setelah itu banyak pendaki-pendaki lain yang nyusul sampai ke puncak, dan kami setelah cukup foto-fotonya langsung mencari tempat teduh dan membuka bungkus makanan kecil yang kami bawa tadi, kami buang isinya dan kami makan bungkusnya, setelah berebut makanan sampai berdarah-darah gara-gara cuman bawa makanan sedikit akhirnya kami mencari spot buat foto yang lain, dan ternyata setiap kalian berjalan di puncak rengganis ternyata semuanya indah, seindah dulu saat-saat aku bersamanya. Setelah puas, kami kembali ke tenda untuk masak dan makan, kami masak sambil bercandaan dan ngrasanin pendaki yang saya ceritain tadi dan juga ngrasanin temen kami di kampus. Setelah selesai makan kami nanya sama orang-orang yang naik ke argopuronya lewat jalur bremi, dan fix kami naik ke puncak argopuro dan puncak arca sekalian bawa carir, karena dari puncak argopuro ada jalan langsung ke puncak arca dan di puncak arca ada jalan langsung arah ke taman hidup, dari pada naik turun naik turun mending sekalian naik-naik bawa carir dan langsung turun ke danau taman hidup.

    Setelah selesai packing kami berdoa untuk melanjutkan perjalanan naik ke puncak dan langsung turun, kami start dari camp alun-alun pukul 10.30 wib, kami pamitan sama tetangga-tetangga yang tenda nya berdekatan dengan kami, setelah 5 menit berjalan kami berhenti dan memandangi jalur ke puncak argopuro sambil nelen ludah dan ngelap keringat, sebenarnya cuman bukit kecil ni puncak argopuronya, tapi gara-gara bawa carir jadi down duluan, eh ternyata saat kami memandangi jalan dan terdiam di jalan ada yang teriak di belakang kami “woi cepet mas, jalannya antri ni!” akhirnya kami lanjut berjalan dan behenti berjalan lagi dan berhenti lagi dan sampailah kami di puncak argopuro pukul 10.50 wib, di sini kami hanya berhenti sebentar untuk mengambil gambar dan langsung menuju ke puncak arca, setelah kami berhasil menapaki dan melihat keindahan ke-3 puncak di gunung argopuro kami ber empat saling bersalaman untuk menunjukan rasa syukur kita kepada Tuhan yang telah menciptakan tempat-tempat indah di Negara Indonesia.

    Saat kami turun dari puncak arca, kami melihat ada 2 jalan, yang satu jalannya besar dan yang satunya jalani sisa hidupku dengan nya eh, kami memilih jalan yang besar dan kemudian melihat ada pendaki lain yang juga mau turun ke danau taman hidup, tapi mereka turun dari alun-alun tempat camp, kami menyapa dari kejauhan dan melanjutkan perjalanan turun kami, jalan turun dari alun-alun ini termasuk jalan baru, banyak pendaki yang belum tau tentang jalan ini, untungnya kami di kasih tau sama mas lutfi, mungkin dia anak nya pak sus yang jaga beskem pendakian baderan, karena pas kita di beskem baderan dia satu rumah sama pak sus, kami juga membawa GPS, jalan turun dari alun-alun ini di dominasi oleh akar pohon yang masih banyak di jalannya, kalo ga hati-hati bisa kesandung dan kena tumbuhan jancuk (tumbuhan berduri sebutan pendaki local) kemudian melewati rumput-rumput yang tinggi, setinggi cintaku padanya, kemudian rumput tinggi lagi, pokoknya banyak ngelewatin rumput yang tinggi-tinggi titik, dan jalannya lumayan curam, setelah lama kami berjalan dan saling menyapa dengan pendaki-pendaki lain yang sedang naik kami hampir sampai di danau taman hidup, tanda-tanda kalau kita sudah hampir sampai di danau taman hidup itu kita sudah sangat lelah, kaki sudah terasa sakit dan juga sudah masuk ke kawasan hutan yang lumayan lebat, pas kami berhenti sebentar di hutan yang lebat ini saya melihat sejenis kera tapi besar, kami berempat sempat ndredeg sebentar dan melanjutkan perjalanan kembali, tak lama kemudian kami sampai di danau taman hidup, SUBHANALLAH pemandangannya ga bisa saya ceritakan, ini rahasia, hanya saya dan semesta sana dan juga Tuhan yang tahu keindahannya hhe, kalian juga wajib ngeliat pemandangan di danau taman hidup ini, bikin hidup lebih hidup, langsung aja biar gambar ini yang menceritakan keindahan alam di danau taman hidup.
saya dan plang dilarang berenang


saya dan seluruh kesyahduan semesta, salam kecup basah dari rumah


bagi-bagi sembako di danau


nyengoh, sambil satria berharap reny mau di kenalin sama calon mertua


warga, udara, air, danau, krikil, tumbuhan, angin, matahari, awan dan seluruh semesta yang syahdu


ini nih tetangga yang rukun dan saling berbagi


semenit sebelum meninggalkan kesyahduan danau taman hidup


    Nah apalagi pas malam, tapi kita tidur sih, jadi mending kalian sudah jauh-jauh sampai ke danau taman hidup jangan tidur, tapi gangguin tenda-tenda yang ada awewek nya, trus keluarin isi hati kalian ke aweweknya, karena kesempatan hanya datang sekali, jangan sampai merugi seperti saya. Lanjut ke cerita, setelah kita bangun pagi, langsung ngorek-ngorek, bongkar-bongkar, ndungkrak-ndungkrak tas plastik yang isinya makanan, eh pas nemu ayam yang sengaja di sisain buat hari terakhir pas mau turun ternyata mambu, mbusuk dll, akhirnya yaudah bikin omelet, trus pas bikin omelet critanya kan di bagi 2, giliran pertama masak saya sama beta, eh pas sudah jadi malah di kode sama tenda sebelah buat ngasih omelet nya, tapi di gunung kalo ikhlas dalam apapun pasti ada gantinya, nah habis itu pas tenda samping kami bikin omelet, kita dikasih buanyaaaakkk, tapi bungkusnya tok, ya ga mungkin lah, ngopo toh.

    Setelah bersyukur, muterin danau, foto bareng rumput yang didanau, foto bareng kerikil yang di danau dan foto bareng udara yang di danau kita langsung mberesin tenda dan langsung cus ke beskem pendakian bremi, sebelumnya kita pamitan sama semua yang ada di danau taman hidup, dan foto bareng mereka semua, ohya di sana banyak ojek juga, ada warga sekitar sana yang mancing di danau, pokoknya fix tempatnya syahdu banget buat yang-yangan. kami mulai melangkah dari danau taman hidup pukul 08.45 wib, sebenarnya masih ragu untuk jalan duluan, gara-gara mas-mas yang dari berangkat sampai turun barengan sama kita itu cerita dulu pas naik ke argopuro pas mau turun di ladang warga bremi banyak jalan petani, trus dia nyasar, tapi malah di boncengin sama warga sekitar sampai beskem nya, nah tapi daripada nungguin lama mending langsung turun sambil nanya-nanya sama warga sana, pas perjalanan turun banyak warga yang sedang naik ke danau bawa motor, ga tua ga muda pada ngebut-ngebutan, sampe mukanya belepotan, tapi lebih parah muka ku sih, lanjut turun, dijalan nemuin sesuatu lagi, ada pohon besaaar beut ambruk, tapi sudah ambruk sebelum kita datang sih, trus akarnya terurai keatas, trus kita foto dengannya, lanjut turun lagi, pas sampai di ladang jalan sudah mulai menyabang, kami mengambil jalan yang kecil, terus turun, kemudian nemu petani dan nanya sama dia, tapi si doi balesnya pakai bahasa madura jadi kami hanya melihat tangannya yang menunjuk ke suatu arah dan kita ngikutin jalannya, nah, pas hampir sampai di jalan besar eh ada waduk kecil, sebenernya pengen nyebur, tapi ga bisa renang, akhirnya nemu jalan besar dan ngikutin jalannya akhirnya sampai di beskem pendakian bremi pukul 11.30 wib. saya langsung nyari-nyari warung padang eh nemunya bakso, setelah selesai semua, gantian saya mandi dan nyuci pakaian, karena saya masih mau ngelanjutin perjalanan ke pulau lombok, ohya, bus yang nganterin pendaki dari bremi ko probolinggo cuman ada pukul 07.00 DAN 16.00 wib tok, 2 kali sehari dia turunnya, pas bus dateng kami pamitan sama bapaknya yang jaga beskem dan seluruh kesyahduan gunung argopuro.

pelajaran yang didapat dari Argopuro:
         Setiap perjalanan membutuhkan keikhlasan, karena apabila kalian
    melakukan apapun dengan ikhlas mesti bebuah kebaikan  




gerbang masuk pendakian Argopuro via bremi





lanjut ke SUMMER TIME AUGUST #lombok1
oh ya sekalian mau pamer dokumentasi ni hhe 
cek ya thanks