Monday 1 June 2015

4 Hal Kenapa Kalian Harus ke Pantai Pulau Merah



Malam gaes…, pakabar kalian? Sudah sampai kemana sajah??..
            Hari ini saya mau cerita soal pantai merah apa pulau merah ya namanya?, setelah saya nanya sama warga sekitar sana, saya bilang pantai merah malah ketawa, sebenarnya namanya pantai pulau merah, kenapa demikian? Karena di pantai pulau merah terdapat pulau kecil di pinggir pantai nya, jika air laut sedang surut, kita bisa jalan kaki sampai ke pulau tersebut, jika air sedang pasang sebaiknya kalian ganti baju untuk renang deh.
            Oh ya, ngelanjutin dari cerita setelah pulang dari TN Merubetiri saya langsung lanjut ke pantai pulau merah, dari pantai rajegwesi ke pantai pulau merah kurang lebih memerlukan waktu 3 jam an. Lokasi pantai pulau merah terletak di desa sumber agung, kecamatan pesanggaran, banyuwangi, jawa timur
            Saya sampai di pantai pulau merah pukul 10.30 wib, sebelum masuk ke pantai harus lewat pintu retribusi masuk dulu gaes, biar ada pemasukan untuk pengembangan fasilitas pantai, tiket masuk premotor berisi 2 orang seharga 10.000 rupiah.
            Setelah memarkirkan motor, kami langsung berjalan ke bibir pantai, nah waktu itu entah kenapa mualess banget mau mandi di pantai, sudah cuaca teriiiiiik banget trus ga ada orang yang mandi di pantai juga, jadi akhirnya kami menyewa salah satu tenda di pinggir pantai, harganya 20.000/jam nya, karena waktu itu lagi sepi, saya nempatin tempatnya sampai 1,5 jam dengan harga yang sama.
            Nah kali ini saya mau ngebahas soal kenapa anda harus mampir ke pantai pulau merah?
Yang pertama, pantainya unik, disini ada secuwil pulau kecil di pinggir pantai, bagus deh buat foto-foto, hehe
            Yang ke dua, nih pantai recommended banget buat kalian yang ingin menjajal ombak untuk surfing, ombaknya lumayan besar, pas untuk kalian yang mau belajar buat surfing maupun yang sudah pro.
            Yang ke tiga, kalian bisa menikmati matahari terbenam dari sini, walaupun saya ga lihat sunset nya, sebenarnya itinerary nya saya tuliskan buat lihat sunset disini, nah karena jarak dari pantai rajegwesi ke pulau merah ternyata lumayan jauh akhirnya ga jadi lihat sunset disini deh.
            Yang ke empat, jika anda mau berjalan ke arah bukit di pinggir pantai anda dapat melihat pemandangan pantai dari atas bukit yang mana bakal lebih indah di lihat dari pada di bawah, kita bisa melihat lengkungan pantai dengan panjang garis pantai sekitar 3 km an, kemudian melihat barisan pegunungan tumpang pitu.
            Oh ya, kabarnya gunung tumpang pitu akan di alih fungsikan dari hutan lindung menjadi hutan produksi, yang nantinya akan di buka perusahaan tambang emas, karena menurut kabar berita, gunung tumpang pitu mengandung emas dengan umur tambang sampai 25 tahun an.
            Untuk akses jalan menuju ke pantai pulau merah sekarang terbilang mudah, asal kalian ga malu untuk nanya aja sih, dari pusat kota banyuwangi kalian cari jalan arah ke jember, nah, nanti setelah berjalan sekitar 15 km an ada per tigaan yang tengah nya ada tugu nya, kemudian kalian belok ke kiri kalau kalian dari banyuwangi, nah dari situ sudah mulai banyak petunjuk arah ke berbagai pantai di sekitar sana, salah satunya pantai pulau merah dan jangan lupa kalian sering-sering nanya sama warga, daripada tersesat di jalan kan.
            Kalau penginapan di sini juga ada, tarifnya sekitar 150.000 rupiah ke atas, ni ada no nya (087833897888), kalau kalian memang ingin menginap disini, saran saya sih mending nginep di rumah warga sekitar sana, kalau saya nginep nya di pantai rajegwesi, di rumah warga juga sih, tapi kalian juga harus tahu etika ketika menginap di rumah orang, selalu berlaku sopan kepada penghuni rumah dll, banyak pengalaman kalau kalian nginep di rumah warga, oh ya, kalau nginep di rumah warga jangan sampai rombongan ya, kasian yang punya rumah nya, hehe, ya maksimal 4 orang lah.

            Sampai disini dulu gaes cerita tentang pulau merah, tunggu cerita-cerita yang lain ya gaes, terima kasih sudah membaca artikel saya, daaaah……

Saturday 23 May 2015

Menginap di Rumah Warga TN. Merubetiri




            Setelah beberapa kebutuhan masalah kuliah kami selesaikan di beberapa kantor dinas banyuwangi tapi hasilnya nihil, matahari sudah semakin tinggi daripada pusing mikirin kantor-kantor dinas padahal kantor dinas ga mikirin saya juga mending cabut ke taman nasional Merubetiri sajah.
            Beberapa informasi untuk menuju ke TN. Merubetiri sudah saya dapatkan, mulai dari mas helmy (mas helmy adalah), mamang-mamang penjual nasi pecel di kota banyuwangi, penjaga indomart sampai warga yang lagi enak-enak nyantai di depan rumah saya tanyain.
            Lagi enak-enak habis nyalip truck di jalan tiba-tiba saja motor saya terhuyu-huyu, eh ban nya petjah seketika, saya panik sembari minggirin motor, kemudian saya tertawa sebentar, ngebayangin bentuk saya saat panik pas motor nya terhuyu-huyu pasti ga lucu.
            Kemudian saya nge cek ban nya apakah ada paku atau tidak, ternyata ada besi runcing, bukan paku sih, yang nusuk ke ban nya, setelah saya cabut besi tersebut dengan minjam tang warga setempat langsung saya bawa motor ke tukang tambal genteng, eh malah di marahin, setelah nyari lagi akhirnya nemu tukang tambal baju yang sobek. Karena ban yang sobek terlalu parah dan ga bisa di tambal terpaksa ngeluarin uang lebih buat beli ban dalam baru.
            2 jam kami berada di jalanan yang super panas, sembari nyelipin earphone di hidung saya dengerin lagunya “the panas dalam” makin syahdu lihat jalanannya, sesekali nanya sama warga setempat arah ke pantai teluk hijau, tak terasa akhir nya kami nanya sama seorang satpam dari perusahaan tambang yang akan buka disana ternyata kami salah jalan, dan sekarang berada di pantai merah rencana kami sebenarnya mau ke pantai teluk hijau dulu, kemudian lihat sunset di pantai merah, akhirnya kami langsung balik arah dan ngebut ke arah pantai teluk hijau, dan ternyata tempat nya jauh sekali.
            Sekitar setengah 3 sore kami baru sampai di pantai rajegwesi, tempat mangkalnya ojek perahu, ojek perahu bisa nganterin kita ke beberapa pantai yang sulit di jangkau, seperti pantai teluk hijau, pantai batu, pantai permisan dll.
            Dengan merogoh kantong 35.000 rupiah kita bisa naik perahu dari pantai rajegwesi hingga ke pantai teluk hijau dan kembali lagi, tanpa tracking yang lumayan nguras tenaga bagi yang ga suka tracking, tapi kalau kita tracking bisa lihat beberapa spot pemandangan yang lumayan indah, tapi jangan salah sob, naik perahu juga dapat pemandangan bagus kok, tergantung kita menilainya.
            Setelah jalannya mulai menurun dan masuk ke sebuah pantai saya mulai senang, akhirnya sampai di pantai teluk hijau, setelah nanya sama seseorang yang sedang nyahdu di bawah pohon di pinggir pantai ternyata ini baru sampai di pantai batu, tanpa berlama-lama mikir langsung jalan lagi saja, saat mulai masuk ke semak-semak di ujung pantai batu ini ada ayunan, ayunan itu bak artis papan atas, setiap ada wisatawan yang lewat sini dan ngelirik ayunan ini langsung ngantri dan berpose untuk mengabadikan jepretan bareng ayunan.
            Setelah mengambil beberapa jepretan langsung lanjut ke pantai teluk hijau, belum sampai 5 menit jalan dari tempat ayunan tadi kita sudah sampai di plang bertuliskan pantai teluk hijau, kemudian berjalan lagi sampai berada di ujung pantai, sembari mengarahkan mata ke 360 derajat dan ga ngedip beberapa detik sambil cengingisan.
            Di ujung paling barat pantai terdapat air terjun yang lumayan seger sih kalo cuman buat bilas gratis, walaupun sedikit keruh air nya. Yang bisa kita lihat disini antara lain; hutan, pasir putih, air terjun, perahu, air, karang, ikan, angin yang membawa sampah, kotoran yang melayang di udara, parasite yang menempel di pohon, dan tahi lalat saya, soal nya pepatah mengatakan, “Life itu harus ada yang nempel, bagai tahi lalat, sedikit menjijikan namun ialah pemanis”.
            Eits, jangan lupa banyak gadis-gadis pantai, wisatawan sih sebenarnya, tapi yahud-yahud pas kemarin saya kesana, tapi juga sebatas bisa memandang tak bisa memiliki sih, huft. Setelah lama mengambil gambar salah satu temen saya yang perempuan sepertinya ingin menjajal perahu, padahal kalau menurut insting saya doi sudah ga kuat buat tracking, soal nya pas berangkat saja sudah ngos-ngosan dia nya.
            Kemudian saya menanyakan ke salah satu tukang ojek perahu yang lagi santai di pinggir pantai, dan karena hari juga sudah mulai semakin gelap saya nyepik-nyepik bapak nya buat nginep di rumah nya, jadi akhirnya kalo mau balik naik perahu bayarnya 25.000 rupiah, dan kita di bolehin menginap di rumah bapak ojek nya, oh ya nama bapak nya pak….., aduh lupa namanya saya, besok kalau temen saya sudah turun dari semeru saya tanyakan lagi, soalnya dia yang nyimpen no hp bapak nya, kita sebut saja pak jek.
            Pak jek dan teman saya perempuan meninggalkan pantai teluk hijau lebih dulu, nah saya masih betah banget disini, pantai teluk hijau super istimewa deh, dari hutan lebat, pantai, air terjun flora & fauna semua ada disini, setelah beberapa jam kami di pantai dan hari semakin gelap akhirnya kami langsung bilasan di air terjun sekalian persiapan kembali ke parkiran motor, saat kami berjalan kembali, kami bareng sama 2 orang yang juga wisatawan local seperti saya, setelah saya banyak ngobrol, ternyata salah satu dari mereka adalah mahasiswa angkatan 2009 (kalau ga salah semester 11 an) nah dia ke pantai teluk hijau untuk mencari inspirasi buat ngerjain skripsi nya, hehe.
            Setelah sampai di parkiran kemudian kami berpisah, kami berjalan dan sampai di pantai rajegwesi (tempat mangkalnya ojek perahu) dan kami bertemu dengan teman saya yang tadi naik perahu bareng pak jek, tanpa berlama-lama kami langsung menuju ke rumah pak jek, terus pak jek bilang kalau di tanya sama warga bilang saja kita saudaranya dari Surabaya, soalnya pak jek ga enak sama warga yang memiliki bisnis penginapan di sana.
            Sesampainya di rumah pak jek, kami langsung bersalaman sama tetangga dan keluarganya, kemudian masuk ke dalam rumahnya, di depan TV kami menaruh barang-barang kami, sembari menunggu teman saya mandi, istri pak jek memasak makanan untuk kita, makanan jadi dan kami makan, saying nya keluarga pak jek gam au di ajak makan bareng, padahal moment seperti itu yang saya tunggu-tunggu, setelah kami selesai makan kami langsung membawa sisa makanan ke belakang, karena ibu nya benar-benar ga mau di bantu akhirnya saya dan 2 orang teman saya pamit untuk jalan-jalan ke pantai pada malam hari, karena yang perempuan sudah lelah dn ingin istirahat dia tinggal di rumah.
            Setelah berjalan sekitar 15 menitan, kami sampai di pantai rajegwesi lagi, karena kami ga bawa penerangan, dan kami sudah terlanjur di tengah-tengah kegelapan tempat warga memarkirkan perahunya dan saat saya merogoh smartphone saya dari kantong untuk penerangan eh tiba-tiba ada hitam-hitam bergerak dari tanah, tahu sendiri kan disini orang nya cemen semua, langsung deh teriak bak orang yang habis kecopetan, setelah saya menenangkan teman-teman saya, dan ternyata di balik hitam-hitam itu adalah anjing milik salah satu warga sana yang sedang menikmati hari dan nyahdu di pinggir pantai.
            Kami duduk di salah satu perahu milik warga sembari hati masih deg-deg an sehabis peristiwa tadi, bulan ga Nampak malam itu, tapi justru bintang dengan jumlah jutaan terlihat di langit malam itu, sebenarnya saya pingin banget bisa mengambil gambar kalau kata para potograper “milkiway” tapi apa daya ilmu saya cuma bisa mengambil gambar dengan mode auto, hehe, siapa tahu ada potograper cantik yang sedang membaca tulisan ini, boleh dong saya di ajarin, ngarep banget…
            Karena jantung masih belum normal karena peristiwa tadi dan mata sudah mulai ngantuk kami kembali ke rumah pak jek, setelah sampai di rumah pak jek eh di teras rumah pak jek ada beberapa ibu-ibu yang sedang nongkrong, sepertinya sih nungguin kita, langsung saja saat saya sampai langsung duduk bareng mereka dan ngobrol, eh baru 15 menit saya sudah kehabisan kata-kata buat ngobrol, langsung saya pamitan buat masuk rumah, saat kami asik cerita bareng teman-teman saya eh ibu nya dating sambil bawa kue tart yang sudah di potong-potong, dan ternyata anak nya pak jek yang paling tua baru pulang kampong, setelah beberapa bulan bekerja di tanah borneo, dan malam itu dia juga ulang tahun.
            Setelah itu pak jek menuju ke teras rumah dan sedang merajut jaring untuk menangkap ikan, sembari menemani pak jek membuat jaring saya banyak cerita dengan pak jek, pak jek cerita tentang beberapa pantai yang belum banyak pengunjung nya, salah satu nya pantai permissan, dan juga saya baru tahu kalau di pantai teluk hijau tidak boleh ada yang menginap disana, karena untuk menjaga habitat dan kelestarian pantai, tahu sendirikan, kalau sudah banyak manusia yang menginjakkan suatu tempat pasti bakal rusak, contoh nya dulu tahun 2000an pulau bali begitu indah, dan sekarang sudah banyak wisatawan yang mulai tidak tertarik lagi dengan bali, walaupun saya masih suka beberapa tempat di pulau bali.
            Kembali lagi ke topik, pak jek menawarkan ke kami kalau kita di suruh menginap beberapa hari lagi, buat ngecamp di pantai permisan, tapi sayangnya kami juga sudah membeli tiket kereta untuk kembali pulang ke Yogyakarta, saya pun memilih untuk akan kembali lagi kesini suatu hari nanti.
            Karena waktu sudah semakin malam dan kami harus tidur agar besok bisa bangun pagi, dan ternyata lagi, kami ber empat di berikan kamar tidur yang harus nya untuk tidur keluarganya pak jek, wah semakin ga enak hati ni kami. Malam itu tidak banyak nyamuk, tapi tempatnya sempit dan panas, jadi semakin saya ga bisa tidur, akhirnya saya melepas kaos saya dan tidur di lantai, walaupun begitu saya tetap masih bersyukur bisa tinggal bareng warga sana, banyak pelajaran yang saya dapat, tentang betapa mandirinya warga sana, mereka mengelola ojek dan beberapa fasilitas di sana tanpa bantuan pemerintah, tiket masuk ke kawasan pantai pun masuk ke pemerintah semua, kemudian tentang kesederhanaan, tentang kebersamaan dan masih banyak lagi.

            Setelah kami bangun dan selesai mandi ibunya sudah nyiapin buat sarapan pagi kami, setelah sarapan kami memberikan sedikit uang kami untuk membeli bahan makanan, tidak lupa kami mengambil gambar sekeluarga sebelum berpamitan pergi, suatu saat nanti saya pasti kembali lagi ke sini.

Thursday 16 April 2015

Chord dan lyric Rindu – Banda Neira




C  Am  G  Fm
C  Am  G  Fm

C              Am
Rumah kosong
            G                Fm
Sudah lama ingin dihuni
  C                    Am
Adalah teman bicara
      G                              Fm
Siapa saja atau apa, siapa saja atau apa

       C           Am       G                 Fm
Jendela, kursi atau bunga di meja
       C           Am       G                 Fm
Jendela, kursi atau bunga di meja
Dm Em F G C      Dm                     C
Su ………….. nyi,  menyayat sperti belati

       C           Am       G                 Fm
Jendela, kursi atau bunga di meja
       C           Am       G                 Fm
Jendela, kursi atau bunga di meja
Dm Em F G C      Dm                     C
Su ………….. nyi,  menyayat sperti belati

F

C                                                     F
Meminta darah yang mengalir dari mimpi
C                                                     F
Meminta darah yang mengalir dari mimpi




       C           Am       G                 Fm
Jendela, kursi atau bunga di meja
       C           Am       G                 Fm
Jendela, kursi atau bunga di meja
Dm Em F G C      Dm                     C
Su ………….. nyi,  menyayat sperti belati

C  Am  G  Fm

C  Am  G  Fm

Chord dan Lyric Memori Sekolah – Desert To Kill




D  A  G  A  D  A  G  A  D

D                            A                          G    A           D
 Matahari telah bersinar   Menandai pagi hari

D                               A                              G      A       D
 Kuterbangun dari tidurku  beranjak pergi sekolah

D                             A                        G        A                D
 Baru sampai setengah jalan ku bertemu teman teman
D                              A                 G        A                D
 Mereka mengajak diriku untuk tidak masuk kelas

G          A                            D   A       Bm  A  G
  Masa masa indah bersama kalian
            A                   D  A  Bm  A  G
  Kuteringat kembali
                        A                       D  A  Bm  A  G
  Ohh mungkinkah datang cerita kita dulu
               A                   D  A  Bm  A  G
  Saat masih putih abu
                        A                       D  A  Bm  A  G
  Ohh mungkinkah datang cerita kita dulu
               A                   D
  Saat masih putih abu



Maaf men-temen kalau kunci nya ada yang gak pas, maklum nyari sendiri…

Chord dan Lyric Mau Apa – Nosstress





E  A  E  A

                     E                             A
Dari hari ke hari, aku terus mencari
                        E                           A
Apa yang sebenarnya, hati ini inginkan
            Bm                         A
dalam hidup ku…. Dalam nafasku.

                        E                                A
Seumpama kalian, punya satu keinginan
                        E                                        A
Seperti sebuah jalan, yang harus kau temukan
            Bm
Dalam hidupmu… dengan tangan mu


                  A                                        E
Terbang bebas, di udara yang penuh asap
               A                                  Bm
Menerobos, hingga menembus awan lalu tentukan

Reff
E                                     A
Mau apa aku dengan hidupku ini uu..uu..uu
         E                                        A
Mau apa aku dengan hidupku ini

E                                     A
Mau apa aku dengan hidupku ini uu..uu..uu
         E                                        A
Mau apa aku dengan hidupku ini

   Bm                                        A
Aku mau jadi sesuatu, yang kau tau itu aku

E  A  E  A  E  A

                  A                                        E
Terbang bebas, di udara yang penuh asap
               A                                  Bm
Menerobos, hingga menembus awan lalu tentukan

Reff
E                                     A
Mau apa aku dengan hidupku ini uu..uu..uu
         E                                        A
Mau apa aku dengan hidupku ini

E                                     A
Mau apa aku dengan hidupku ini uu..uu..uu
         E                                        A
Mau apa aku dengan hidupku ini

   Bm                                        A
Aku mau jadi sesuatu, yang kau tau itu aku

E  A  E  A

Maaf men-temen kalau kunci nya ada yang gak pas, maklum nyari sendiri…


Chord dan Lyric Dhea – The Panas Dalam



A E Bm E  A E Bm E
E                     A                                                            Bm
Dhea Dhea memang aku membutuhkan dirimu
         A        E              A        E           A        E      Bm    E
Hari apapun, jam berapapun, terus ingin dirimu saja

A          Bm       E
 Itu sebabnya kuingin
A                   Bm     E
 Mendadak ada dirimu
A            Bm     E
 Bila berdua disini
A                      Bm           E
 Ibumu pasti kan mencarimu

E  A  Bm          A  E  A  E  A  E  Bm  E

E                A                                        Bm
Dhea Dhea lama aku menginginkan dirikau
            A    E              A        E            A         E       Bm    E
Terus berdua, terus bahagia, terus menerus kamu saja

A          Bm       E
 Itu sebabnya kuingin
A                   Bm     E
 Mendidik agar dirimu
A            Bm                E
 Tenang berdua denganku
A                      Bm               E
 Ibumu terkunci di kamarnya

E                A                                        Bm
Dhea Dhea baiklah tak perlu kau kemari
        A       E               A        E            A         E       Bm    E
Disini dingin, nanti kau sakit, kamu tidurlah saja dhea
            A      E     Bm         E
Terus tidurlah saja sayang


Maaf men-temen kalau kunci nya ada yang gak pas, maklum nyari sendiri…
semoga bisa membantu kalian untuk melatih vokal dengan gitaran...

Friday 10 April 2015

Kawah Wurung seperti di Belanda


            Wajib kesini kalian semua, di jamin ga bakal kecewa, gausah capek2 kalian jalan kaki jauh2, gausah bawa carir juga, cukup bawa motor, kamera, helm, jas hujan, baju, celana, uang saku, makanan ringan, minuman, semen, batu gamping sama jangan lupa bahagia, karena bahagia itu membahagiakan.
            Jadi gini sob ceritanya, tahun lalu saya ke gunung ijen, temen saya mampir ke kawah wurung, nah saya ga di ajakin, ditinggal di gunung ijen, jadi nya tahun sekarang deh saya ke kawah wurung nya.
            Setelah saya dan teman-teman saya melihat blue fire di ijen, kemudian nunggu sun shine keluar, eh malah ga keliatan motohori nya, daripada ketiduran di puncak ijen mending kita langsung turun pelan-pelan, soal nya kita sehari sebelumnya udah muter2 belum sempat tidur malem nya langsung lanjut ke kawah ijen.
            Sampainya kami di lahan parkir wisata kawah ijen, kita langsung nanya sama haji lulung eh sama tukang parkir disana maksutnya.
Saya: “pak, kawah wurung mana ya lewatnya?”
Parkir: “disana dek, ngikutin jalan ini trus”
Saya: “nanti ada plang nya gitu ya pak?”
Parkir: “iya, pokoknya tar nglewatin semacam plang pos kehutanan dulu, tar nanya lagi disana”
Saya: “di pinggir jalan ini kan pak pos nya?”
Parkir: “iya, pokok nya ngikutin jalan ini trus dek”
Saya: “sampai pos itu ya pak?”
Eh haji lulung dateng: “gak, sampai pagi dek! Nanya trus!”
            Setelah percakapan tersebut saya sadar kalau kehidupan tanpa ujian hidup itu seperti kertas potokopian, hitam-putih doang (apa hubungannya sih?). Kemudian kami langsung melanjutkan perjalanan ke kawah wurung.
            Dijalan kami melewati air terjun banyu pahit, kemudian jalan becek banget, kemudian kebun, kebun, kebun trus sampai kami bangun dan sadar bahwa kami sudah lumayan lama jalannya sembari melihat indicator tangki bensin motor kami yang semakin tipis, mau nanya sama orang tapi ga ada orang yang di dekat jalan itu, ada orang sih beberapa, tapi mereka lagi bercocok tanam, dan posisinya lumayan jauh dari jalan aspal yang kami lewati.
            Kami terus berjalan sembari mensyukuri yang ada, sampai akhirnya kami nemu sama pos yang di kasih tau sama tukang parkir sewaktu di kawah ijen, kirain di pos ini di pungut biaya gitu, tapi santai sob, itu pos nya cuman mantau lalu lintas perkebunan disana doang kok.
            Kami hanya lewat saja dan menyapa bapak nya yang kelihatannya letih, tetep lurus terus, tau-tau ketiduran lagi bangun-bangun tetep belum sampai di lokasi, eh temen saya lihat plang yang tulisannya “kawah wurung” di tengah-tengah perkebunan, kemudian kami langsung belok ke kiri menurut petunjuk plang nya, bussrett jalannya ambyar sob, saran ni buat yang beratnya lebih dari 70kg mending bawa motor sendiri, dari pada tar ban motornya pecah di jalan kalo boncengan, apalagi kalau motornya matic, tapi ini update jalan pada 20 januari 2015 ya, semoga saja pemerintah setempat membuat anggaran buat ngerapiin jalan.
            Setelah jalan sekitar 30 menit di jalan yang rusak kami menemukan perkampungan, tapi kampungnya sepi, seperti kampung yang ga berpenghuni tampaknya, setelah berjalan beberapa meter melewati gapura dari kayu, ada pemudi yang sedang berjalan kemudian saya bertanya apakah ada orang yang jualan bahan bakar disini?, kemudian dia menjawab kalau ada yang jualan, tapi masih lurus saja, saat saya bertanya dengan pemudi tersebut (maaf) orang nya seperti daun sindrom gitu, nah tambah berpikir negative thinking ni, udah kampungnya sepi, trus ada pemudi sendirian berjalan di luar seperti itu.
            Setelah menemukan warung yang jualan bahan bakar kami langsung beli beberapa liter dan langsung jalan lagi, saat saya bayar ke penjual bensin nya, ibunya pakai bahasa Indonesia, padahal saya ngomong nya pakai bahasa jawa (opotoh? Ga penting banget).
            Lanjut lagi kami berjalan dan bersimpangan dengan mobil fun family yang isinya satu keluarga yang sedang liburan juga, kami menyapa dan lanjut lagi, setelah beberapa menit akhirnya kita sampai di plang petunjuk terakhir menuju ke kawah wurung, dari jalan yang kami lewati tersebut ada pertigaan ke kanan yang ga begitu jelas, jalannya naik dan licin karena lumpur yang barusan kena embun pagi, motor yang saya tumpangin beberapa kali terhuyu-huyu karena ban nya sudah lumayan tipis, jadi ter seok-seok, padahal teman saya sudah jalan kaki, akhirnya baru sampai setengah jalan motornya kami parkir di tengah-tengah padang rumput yang licin dan kami berjalan naik, karena di situ padang rumput luas dan sepi nah motornya kami parkirin di situ saja, dari puncak yang untuk lihat pemandangannya pun saya masih bisa melihat motor saya dan bisa melihat mesa depan saya yang cerah jadi gausah perlu khawatir-khawatir banget deh.
            Nih lihat sendiri kawah wurung kaya apa……


            Ga terasa kami ketiduran lagi disini, betah banget pokoknya disini, cuacanya ketutup awan lagi, jadi adem, apalagi di tambah angin yang sepoi-sepoi, tempat nya pas banget buat kalian pemuda pemudi yang ingin memadu kasih apalagi yang mau ngelamar pasangan kalian.
            Saya tiduran sembari mikirin 1 hal, 2 hari lagi sudah kembali pulang dan masuk ke rutinitas kuliah-pulang-kuliah-pulang sekali-kali titip absen temen gara-gara ketiduran terus kuliah lagi-pulang-kuliah-pulang sampai akhirnya lulus kuliah amin…
            Setelah 3 jam an kami disini akhirnya kembali ke tempat kami markirin motor dan balik ke penginapan, baru 10 menit kami naik motor, sudah nyasar di tengah-tengah padang rumput luas, ga ada sinyal, apalagi dosen matematika, yang ada hanyalah harapan kosong yang berputar-putar di tengah savanna alam.
            Sembabari berjalan, sejenak kami dalam hati berdoa agar tidak di kejar sapi-sapi milik orang yang sedang makan di tengah savanna alam, belasan sapi telah menoleh ke arah kami, tapi kami tetap optimis bahwa kami pasti bisa melewati semua ini.
            Dengan bekal harapan dan doa kami terus ngikutin jalan setapak ini sampai akhirnya nemu gubug kecil yang berisi pupuk kandang dan berbagai macam hewan terbang, entah namanya apa hewan tersebut berjumlah ratusan terbang ke arah kami.
            Sekali dua kali saya di gigit, langsung bulu roma saya merinding melihat hewan terbang tersebut, setelah melewati beberapa gubuk yang berisi pupuk kandang dan kambing, kami bertemu dengan ibu-ibu yang sedang bercocok tanam, tanpa basa-basi kami langsung nanya kemana arah menuju ke jalan raya?.
            Setelah beberapa pertanyaan kami ajukan ke ibu-ibu tersebut kami langsung berjalan dan akhirnya bertemu jalan yang tadi saya lewatin, dengan mengucapkan syukur kami terus berjalan ke arah jalan pulang.

            Kemudian kami mampir sebentar di air terjun banyu pahit untuk mencuci motor yang sudah belepotan lumpur sembari menikmati suara alam, beberapa jepretan sudah kami ambil dan motor sudah kembali bersih, dengan modal kantung mata yang semakin membengkak kami melanjutkan perjalanan kembali ke penginapan kami.