Saturday 14 February 2015

Sekilas tentang banyuwangi


Setelah membatalkan rencana menuju karimunjawa kemudian bikin rencana ke pulau biawak, eh malah batal lagi, dan akhir nya bikin itinerary menuju ke banyuwangi yang akhir-akhir ini ramai dan lagi ramai – ramai nya akhir-akhir ini.
            Walaupun sudah pernah explore dikit di banyuwangi 2013 silam, rasanya ga bosan-bosan deh menyelami lebih dalam dan berjalan lebih jauh di lagu nya banda neira, ini nih itinerary nya, ke karimunjawa dan pulau biawak pun sudah bikin juga, tapi karena gagal mending gausah di posting aja, gagal dikarenakan pada musim hujan (desember – april) menurut BMKG dan WAKAMSA (dibaca: warga kampung sana) mungkin bisa nyebrang ke pulau nya pada hari itu, tapi takutnya nanti ga bisa balik entah berapa hari, minggu bahkan sampai bulan kita terdampar disana karena gelombang yang tinggi pada musim rambutan eh hujan.
            Semenjak bapak presiden menghapus subsidi kereta api, mulai tanggal 1 januari 2015 tiket kereta ekonomi paling murah 110 ribu rupiah, ga kasihan apa ya pak presiden sama para musafir?, lanjut pada tanggal 20 januari 2015 kita ber 4 berangkat dari Yogyakarta naik mbak sri (tanjung), sembari boring di kereta, saya mencari penginapan di google dan informasi teman saya, setelah bimbang antara turun di stasiun karangasem dan di banyuwangi baru akhirnya mas helmy membalas pesan saya dan setelah tawar menawar saya di persilahkan tidur di penginapan milik teman mas helmy dengan biaya 100ribu / malam, di isi 4 orang, penginapannya berlokasi di depan stasiun karang asem persis, jadi kalian kalo mau balik naik kereta lagi gausah panik harus bangun pagi-pagi.
Oh ya, siapakah mas helmy? Mas helmy adalah musafir yang lumayan berpengalaman (menurut ceritanya dia sendiri sih), dan dia bekerja di salah satu travel agent di banyuwangi, tapi jika anda tidak ingin ikut travel agent bisa seperti cara saya, dengan cara menyewa salah satu penginapan di mas helmy, murah kok, tapi juga harus nawar dong, kemudian anda bisa nanya banyak informasi tentang banyuwangi dan wisata yang wajib di kunjungi di banyuwangi dengan mas helmy, mas helmy juga mempunyai teman yang punya persewaan sepeda motor, rincian dan syarat sewa motor:
·         KTP yang masih berlaku / identitas yang masih berlaku
·         Sewa motor = 75.000 / 24 hours
·         Drop in = 20.000 (missal jika anda sewa 4 hari drop in nya hanya sekali saja, arti dari drop in adalah mengantarkan motor ke tempat anda berada, kalau anda ngambil sendiri di kantor nya drop in ga berlaku)
·         Nambah helm 1 dikenakan biaya 5000 (hanya sekali)
·         Fasilitas = 1 helm dan 1 jas hujan
·         Motornya good condition kok kalo ready, kalo lagi full biasanya di kasih motor yang kurang good condition, tapi hari berikutnya kalo ada motor yang bagus ready bisa di tukarkan
Nah sekarang saya kasih beberapa tempat wisata di banyuwangi yang lumayan bagus dan sedikt deskripsi tentang tempat tersebut:
ü  Kawah ijen: terletak di beberapa kabupaten, setahu saya banyuwangi dan bondowoso, waktu yang pas untuk naik adalah dari kota banyuwangi pukul 11.00 malam, dan tracking pukul 01.00 pagi, kenapa? baca disini
ü  Kawah wurung: terletak tidak jauh dari kawah ijen, jadi kalau kalian turun dari kawah ijen bisa langsung lanjut ke kawah wurung, ga rugi kok ke kawah wurung, mau lihat foto-fotonya? Baca disini
ü  Baluran: waktu yang pas kesana adalah pada musim kemarau, tapi gimana kalo kalian pas musim hujan ke sininya? Ga masalah, tetep bagus kok, tapi harga tiketnya sedikit mahal kalau menurut saya, berapa mas? baca disini
ü  Pantai watu dodol: kalua anda mau ke baluran dari banyuwangi, pasti anda akan ngelewatin pantai watu dodol, kalau anda berangkat pagi dari banyuwangi, anda bisa mampir sejenak di pantai watu dodol untuk sekedar istirahat.
ü  Pantai merah: terletak dekat dengan pantai rajegwesi dan teluk hijau 
ü  Taman nasional merubetiri: taman nasional ini meliputi beberapa tempat wisata yang WAH dan bagus, diantaranya pantai rajegwesi, pantai teluk hijau (green bay), sukamade, pantai permisan dan masih banyak lagi pantai yan masih perawan dan pemerintah maupun warga setempat melarang untuk melakukan kegiatan camp bagi para pengunjung kecuali di pantai yang sudah berpenghuni karena untuk menjaga kelestarian alam dan habitatnya.
ü  Taman nasional alas purwo: terletak di ujung timur pulau jawa, beberapa tempat wisata di alas purwo meliputi pantai G-land (plengkung), tempat pengamatan satwa banteng sadengan, pantai triangulasi dan hutan yang masih adem banget untuk nyahdu di siang hari.

Berikut tadi adalah beberapa informasi jika anda ingin meng explore banyuwangi dan sekitarnya, jangan lupa tetap bahagia, karena bahagia itu membahagiakan.

oh ya, ada yang belum saya tulis sob tulisan yang lain, nunggu dulu ya, hehe

Kawah ijen isinya orang-orang kuat



                Setelah 2 hari kami keliling banyuwangi bagian selatan, dari TN Merubetiri sampai di TN Alas Purwo dan kami kembali ke penginapan di depan stasiun karang asem, rencana saya sih kita sampai di penginapan sore sekitar jam 4an gitu, kalau sampai jam segitu kan kita bisa mandi dan istirahat sebentar kemudian bangun jam 11 malam dan langsung berangkat ke kawah ijen, tapi ya entah betah di jalan apa sukanya kami nyasar gitu gatau tiba-tiba kita sampai di penginapan pukul 19.30 wib.

            Nah, melihat sekarang sudah malam kami berunding sebentar kira-kira mau ke kawah ijen sekarang apa besok pagi nih? Loh kok malam-malam ke kawah ijen mau ngapain? Gini sob, kan 2013 silam saya sudah pernah ke kawah ijen, tapi siang, bagus sih kalau siang, tapi kalau kita berangkat malam nanti kita dapat bonus dapat ngelihat blue fire nya kawah ijen, blue fire apaan sih? Blue fire yaitu api biru yang keluar di mulut kawah di kawah ijen dan selain ngeluarin api biru kawahnya juga ngeluarin anak ayam eh asap belerang dan bau nya jangan nanya sob kaya apa, tapi kata temen saya bau mulut saya hampir sama sih, tapi gausah percaya sob, itu hoax.

Setelah lama buanget kami diem2an di kamar ber-4 akhirnya kita berangkat malam hari ini juga, demi ngelihat si blue fire itu sob, langsung kita packing yang perlu kita bawa termasuk jajanan pasar yang di beli kemarin masih sisa kita bawa juga dan kita berangkat pukul 23.30 wib dari stasiun karang asem, di jalan kita mampir di warung untuk beli bensin eceran dulu, terus baru kita cus.

Eh setelah 15 menitan kami jalan tiba-tiba teman saya telpon suruh balik, ban nya bocor katanya, saya pun putar arah tapi malah putar2 di jalan, setelah itu baru kami kembali, ternyata lumayan jauh juga ketinggal nya, nah di tengah-tengah sawah kan ga ada tukang tambal ban, apalagi buat nambalin luka masa lalu kamu.

Karena tempat kami belum begitu jauh dengan penginapan kami, kami pun telfon sama yang nyewain motor kami, akhirnya kita suruh nunggu di tempat, ga lama kemudian bapak-bapak nyamperin kita dan motor yang ban nya bocor itu di tukar dengan motor yang waras, ternyata itu termasuk fasilitas sewa motornya sob, hehe.

Setelah berterimakasih sama bapak nya kami langsung kembali memacu motor bersamaan dengan dinginnya jalanan menuju kawah ijen, jalan ke kawah ijen jelas kok sob, jadi jangan khawatir, InsyaAllah ga bakal nyasar, apalagi terjerembab ke masa lalu kalian yang buruk.

Kami menikmati dinginnya malam di jalan, eh tiba-tiba saya teringat kalau tripod yang di bawa dan kami bawa tripod itu cuman mau di bawa ke kawah ijen doang malah ketinggal di penginapan, hadeouhh, kemudian saya memelankan kecepatan sembari berunding di jalan, kita balik ngambil tripod, kita kembali ke kawah ijen besok pagi apa gausah mikirin tripod langsung cus ke kawah ijen aja, disini yang paling gelo sih saya, masalahnya teman saya udah nyari2 pinjaman tripod temannya di jogja buat di bawa ke kawah ijen doang eh malah ga ke bawa, akhirnya kita voting sembari kita berjalan dengan kecepatan 40 km/jam, dan akhirnya kita tetap ke kawah ijen tanpa membawa tripod.

Kita sampai di tempat parkir kawah ijen pukul 00.15 wib, kemudian kami menuju ke toilet karena teman saya ada yang mau buang hajat dulu, sembari nyamperin bapak-bapak yang lagi bakar-bakar, trus ada mas-mas juga yang nyamperin, dan katanya minta untuk berbagi kehangatan, kemudian kami mengobrol dan katanya mas nya itu pendakian di buka pukul 01.00 wib, setelah lama kami berbagi kehangatan kemudian ngelihat rombongan orang yang lagi jalan menuju ke gerbang pemeriksaan tiket, kami pun segera bersiap dan ngikutin dari belakang, setelah berjalan sekitar 5 menit ternyata kata orang yang lagi ngumpul itu kalian harus beli tiket dulu di dekat tempat parkir dan kami segera kembali lagi dengan langkah gontai untuk membeli tiket dengan harga 3000/person dan langsung kembali ke tempat pemeriksaan tiket.

Kami start tracking pukul 01.00 wib, setelah berjalan 15 menitan ini ada temen saya perempuan sudah mulai terserang penyakit mengguk atau bahasa kerennya nafas ngos-ngosan, dengan di semangatin temen saya yang satunya dia menguatkan dirinya untuk tetap berjalan dan berhenti sebentar dan berjalan lagi dan seterusnya, saya jalan paling belakang dan ngelihat teman saya ini langkah nya sudah ter seok-seok, mungkin efek belum tidur seharian apa emang sudah lelah dengan masa lalunya saya juga ga tahu, ga lama kemudian setelah saya mbatin atau bahasa kerennya ber prasangka buruk kalau temen saya ini bakal jatuh eh ternyata bener, dia jatuh di lubang kecil tempat aliran air, tapi untung nya ga ada air itu di dalamnya, hehe, kemudian saya menuju ke tempatnya dan membantu dia, sapa tau dia ngasih uang ke saya karena telah saya bantu, kemudian kita berhenti sebentar dan membuka jajanan pasar yang kami beli kemarin dan melanjutan tracking lagi.
Setelah beberapa menit kemudian teman saya sudah mulai ber adaptasi dengan dinginnya malam dan jalur track nya, karena setelah melewati pos timbangan jalannya sudah mulai landai, oh ya setelah pos timbangan ini asap belerang sudah mulai berbau menyengat sob, jadi siapin masker yang memadai, kalo bisa bawa masker double.

Setelah 45 menit kami berjalan dan kita sampai di atas yang bisa ngelihat kawah nya itu, tapi bukan puncak sih, masalahnya ada yang lebih tinggi lagi dan kami cukup sampai sini saja dan segera menuju ke pintu tempat jalan masuk nya ke mulut kawah.

Eh, ternyata harus makai pemandu kalau ingin turun ke mulut kawah nya, karena kita minim budget dan dijalan teman saya pas sudah ngobrol2 dengan guide local yang sedang nganterin tamu nya ke ijen kami pun ngikut sama bapak nya itu, dan di persilahkan masuk sama penjaga pintu nya.

Baru berjalan beberapa langkah eh teman saya yang perempuan ini minta balik lagi, dia mau nungguin di atas, karena dia phobia sama ketinggian katanya, akhirnya dia kembali dan kita meneruskan perjalanan turun ke mulut kawah.

Jalannya sob, lumayan curam dan terjal, saya berjalan dan ngebayangin gimana rasanya jadi porter belerang, dia membawa beban rata-rata 100 kg buat di angkut ke tempat penimbangan dan turun untuk menyambung hidup nya, bahkan keluarganya, jadi bersyukurlah kita sudah di beri kenikmatan yang luar biasa ini sama Tuhan yang maha memberi.

Kita sampai di mulut kawah memerlukan waktu sekitar 30 menit an, dan perjuangan porter tersebut bukan hanya sebatas mengangkut belerang tersebut, dia harus membongkar belereng di mulut kawah terlebih dahulu, sembari di kepulin asap belerang yang sangat menyengat, kalau angin yang membawa asap belerang pas ke arah kita jangan kan mau bernafas, ngelihat aja susah sob, asli asap nya bikin sesak banget.

Setelah beberapa kali mengambil gambar tanpa tripod sembari tiduran di tanah dan di tegur sama salah satu guide local karena menghalangi jalan para tamunya kami langsung kembali ke atas, asap yang mengepul sepertinya juga mengusir kita dari mulut sang kawah dan juga salah satu teman kami masih menunggu di atas juga.

Sampainya kita di atas dan mencari teman kami, kita langsung menuju ketempat yang bisa melihat sunrise, karena masih gelap dan sepertinya sunrise masih lama dan kita sudah sehari penuh belum tidur teman saya ada yang ngajakin turun, padahal saat gelap kita ga bisa melihat danau kawah ijen, kan rugi kalau kita ga foto dengan background nya danau kawah ijen, akhirnya kita mencari lubangan kecil tempat aliran air untuk menghindari angin yang menerjang kami sembari menunggu sang surya keluar.

Setelah lama menunggu, fix sunrise nya ketutup sama awan mendung, setelah itu kita mengambil gambar seadanya dan kembali turun ke pos pendakian kawah ijen, karena kita masih melanjutkan perjalanan ke kawah wurung yang ga kalah bagusnya dengan kawah ijen.


Di jalan kami bertemu dengan bapak-bapak yang menjual belerang yang sudah di ukir sedemikian rupa, jangan lupa membeli sob, harga 3 buah ukiran belerang masih mahal sama harga kuota internet situ kok sob, daripada gesar-geser layar hp dan kepoin akun gebetan melulu mending buat beli ukiran belerang bapaknya, lumayan buat bentu bapaknya menyambung hidup.

Be careful with tn. baluran



Loh kok hati-hati?

“Be careful” dalam tanda kutip di artikan jangan sampai terjadi seperti saya, kenapa? Langsung saja

                Sewaktu saya dan 3 teman saya ngetrip ke banyuwangi, salah satu destinasi saya yaitu ke TN. Baluran. Nah gini ceritanya, harusnya hari ke-3 saya ke baluran nya, tapi gara-gara rencana sama aktualnya pasti bisa beda jadi hari ke-4 menuju balurannya, sebenarnya malah hampir batal menuju ke baluran nya.

Hari ke-4 di banyuwangi, destinasi saya yaitu hanya di pulau menjangan, ternyata trip di pulau menjangan selesai sekitar pukul 14.00 wita, kemudian ada sedikit waktu yang tersisa sebelum gelap akhirnya kami langsung menuju ke TN. Baluran, daripada sampai di penginapan masih sisa banyak waktu kan eman-eman.

Kami berangkat dari dermaga banyuwedang di pulau bali pukul 14.00 wita, yang bikin lama di perjalanan ini yaitu nyebrang dari gilimanuk ke ketapang, pas kita berangkat pukul 06.00 wib dari ketapang ke gilimanuk padahal cuma sekitar 45 menit, tapi pas kami kembali dari gilimanuk ke ketapang saat siang bisa sampai hampir 2 jam, kenapa? Karena kapalnya setelah hampir sampai di pelabuhan, berhenti dulu, mengantri untuk bersandar di pelabuhan, nah mengantri ini yang bikin lama nyebrang nya, sama kaya ngantri wanita pujaan.

Setelah turun dari pelabuhan, dengan motor sewaan di penginapan, kami langsung menuju ke TN. Baluran, perjalanan dari pelabuhan ketapang sampai di pintu masuk TN. Baluran sekitar 45 menit atau berjarak 35 km dari kota banyuwangi, inti nya, kalau kalian mau ke baluran ngikutin jalan raya dari kota banyuwangi ke pelabuhan ketapang, sampai di pelabuhan ketapang kalian tetap ngikutin jalan raya itu trus, kemudian ngelewatin pantai watudodol, masih lumayan jauh, dan TN. Baluran termasuk di wilayah situbondo kalau ga salah, kemarin pas saya kesana di jalan lihat plang situbondo gitu, dan jangan lupa nanya sama orang, pintu masuk baluran ada di pinggir jalan raya itu, kalau kita dari banyuwangi ada di sebelah kanan jalan, trus, di samping nya ada tulisan desa wisata apa gitu, maaf lupa namanya, hehe..

Kami sampai di pos simaksi baluran pukul 16.30 wib, nah, point pertama dari “be careful” ini ada pada pos simaksi TN. Baluran, saya menunggu di motor, dan teman saya melakukan simaksi, dan tarif nya per motor adalah 35.000 rupiah, menurut sebagian orang sih murah, tapi kalau menurut saya, sepertinya saya ketipu sama petugasnya, (sory frontal), karena saya nanya sama teman saya yang belum lama dari sana hanya di kenakan tarif 8000/motor, apa mungkin karena sudah malam trus di kira kami nginep ya, tapi kami juga ga di tanyain mau nginep apa ga, ah sudahlah, mau protes tapi sudah sore, akhirnya kami bayar dan langsung cuss.

Perjalanan dari pos simaksi sampai di savanna bekol sekitar 45 menit kalau naik motor, jalannya rusak parah, tapi rata-rata semua taman nasional yang saya kunjungi di banyuwangi jalannya rusak parah semua, kalau di baluran jalannya di bikin rusak sih wajar, karena pas perjalanan kemarin di jalan banyak lihat merak, ayam hutan, luwak, buaya, gendruwo, MC mikey (ninja turtle), optimus prime dll pada berkeliaran di jalanan, kalau jalannya mulus pasti pengunjung pada ngebut, dan disana tidak ada polisi yang ngatur lalu lintas, kemungkinan terjadi kecelakaan antara pengendara yang ngebut dan hekamsi (hewan kampung sini), makanya di bikin rusak, kan jadi pelan-pelan pengendaranya.

Kemudian ada banyak plang di jalan, yang ber tuliskan dilarang berburu, rawan kebakaran hutan, dilarang cinlok dan nyomblangin teman dll, tapi yang paling serem sih menurut saya ada tulisan “sumur tua” saya melihat arahnya menuju ke semak belukar yang gelap, tiba-tiba pemeran film “into the wild” keluar dan bilang kalau masyarakat itu gila.

Setelah sampai di savanna bekol kami langsung parkir motor di dekat papan kayu yang ada gantungan tengkorak banteng, nah point ke-2 dari “be careful” berada disini, kalau kalian parkir kendaraan disini, khususnya motor, jangan lupa seluruh barang bawaan kalian di bawa, jangan sampai ada yang di tinggal dimotor, apalagi di tinggal teman lulus kuliah duluan, ihh sebel, karena monyet-monyet disini punya bakat nyolong aka maling aka gunting, barang kami yang berhasil di curi sama monyet yaitu minuman, nah monyet pun bisa bukain botol minuman apalagi bukain rok nya biduan dangdut, pinter kan?, kalian juga pinter kok..

Di savanna bekol di dominasi savanna luas, rusa, banteng, monyet, ular, kerbau, biawak, anjing hutan dll, tapi saya kemarin hanya melihat rusa dan monyet, kemudian kami melanjutkan menuju ke pantai bama, di tengah-tengah perjalanan kami berhenti, pengalaman saya pas tahun 2013 kemarin ke pantai bama dan pemandangannya biasa saja, dan hari sudah hampir gelap kami memutuskan kembali ke savanna bekol dan tracking menuju ke gardu pandang, nah kalau saya ga ke gardu pandang sini pasti ga bisa lihat rusa.

Sampai di puncak gardu pandang rasanya betah ber lama-lama disini, sembari melihat pemandangan dan mengobrol tentang angan-angan masa depan yang cerah, hehe. Disini kalian bisa melihat savanna yang luas, gunung baluran yang indah, laut yang biru dan hutan yang sejuk, para petugas taman nasional ada yang tidur di kantor yang berada di bekol, jangan Tanya soal sinyal dan listrik, air bersih melimpah sob, generator listrik dinyalakan pada pukul 18.00 wib, kemudian kami turun dan melanjutkan perjalanan kembali pulang ke penginapan kami di stasiun karang asem banyuwangi.

         Point ke-3 dari “be careful” berada pada saat kembali perjalanan pulang dari bekol ke pos simaksi pada saat langit gelap, anda harus extra hati-hati, karena sudah tidak ada pengunjung yang berkunjung pada waktu gelap, jadi kalian sendiri yang ada di perjalanan, pas kami di jalan beruntung sih ga ada ban bocor di lokasi taman nasional, kan bingung dong kalau ban bocor di tengah hutan sendirian, dan ga mungkin ada orang lewat, kemudian hewan malam seperti yang mengganggu mata, kalau kaca helm nya di tutup ga bisa lihat jalan, tapi kalau di buka bisa kemasukan hewan matanya, dan juga jangan lupa selalu berdoa menurut keyakinan masing-masing, karena pas kami perjalanan ke pos simaksi menurut pengakuan teman saya ada yang nyium bau wangi di perjalanan, kemudian bau nasi basi juga, hehe, dan juga menurut saya perjalanan ke pos simaksi terasa amat jauh kalau di banding dengan pas kami berangkat, mungkin itu efek dari capek sih.

         Setelah sampai di pos simaksi kami hanya lewat dan langsung melanjutkan perjalanan ke banyuwangi, kemudian mampir di tempat makan di kota banyuwangi, tempat makan nya seperti angkringan yang di jogja, tapi lebih besar dan lebih lengkap menu makanannya, santai sob, makanan di kota banyuwangi murah-murah kok apalagi café-café warung kopi di sini, di jamin murah deh, kecuali warung di stasiun karang asem, mending hindari beli makan di dekat stasiun dan pelabuhan deh.

Ini sob rangkumannya, cuman saran sih, semoga bermanfaat:

Point 1  : jadi biaya masuk sebenarnya untuk wisatawan local 2500/orang, wisatawan asing 20.000/orang dan biaya motor 6000 rupiah.

Point 2  : simpan barang bawaan anda, apalagi kamera, mending selalu di cangklongin ke leher.

Point 3  : kalau bisa anda kembali ke pos simaksi sebelum gelap.

Oh ya, di saranin kalian makai kendaraan pribadi, kalau kalian dari luar banyuwangi, bisa sewa motor maupun mobil, kalau makai angkutan umum cuman ada dari banyuwangi ke pos simaksi saja, dari pos simaksi ke savanna bekol ga ada angkutan umum sob, apalagi ke pantai bama.

Keep journey sob, mumpung masih hidup, hehe